Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Luar Negeri, Bayar Tambahan Bagasi Pesawat sudah Lumrah Dilakukan

Kompas.com - 10/01/2019, 20:07 WIB
Sherly Puspita,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penerapan aturan biaya tambahan untuk barang bawaan penumpang maskapai Lion Air dan Wings Air yang tergabung dalam Lion Air Group sempat menjadi perhatian publik.

Pasalnya terhitung sejak 8 Januari 2019, penumpang Lion Air tidak lagi mendapat bagasi 20 kilogram secara percuma alias gratis. Begitu pula penumpang Maskapai Lion Air dan Wings Air yang tergabung dalam Lion Air Group mengenakan tarif untuk barang bawaan penumpang.

Selain Lion Air Group, belakangan beredar informasi yang menyebutkan bahwa mulai tanggal 12 Januari 2019 tidak berlaku lagi pemberian bebas biaya bagasi (FBA) untuk penumpang maskapai Citilink.

Menanggapi fenomena ini, pengamat penerbangan Alvin Lie menyebut penerapan biaya bagasi untuk maskapai berbiaya hemat atau LCC semacam ini bukanlah hal yang baru.

"Jadi ini bukan sesuatu yang baru dan sudah lumrah di luar negeri seperti itu. Bahkan premium airlines seperti Singapore Airlines pun kalau kita mau pilih tempat duduk misalnya di emergency itu kan lebih longgar, itu juga harus bayar," ujar Alvin ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (10/1/2019).

Ia melanjutkan, secara peraturan perundang-undangan, langkah yang diambil beberapa maskapai penerbangan ini pun tak menyalahi aturan.

"Secara peraturan perundang-undangan tidak ada yang dilanggar karena memang dalam UU nomor 1 tahun 2009 (tentang penerbangan) itu ada diatur maskapai yang berbiaya rendah dan teknisnya diatur dalam Permenhub 185 tahun 2015 itu juga untuk perusahaan LCC diperbolehkan untuk memungut bayaran untuk bagasinya. Jadi tidak harus memberikan alokasi bagasi gratis," paparnya.

Alvin menambahkan, prinsip penerbangan biaya rendah itu hanya berkaitan dengan harga tiketnya saja. Untuk ketentuan lain merupakan kebijakan maskapai itu sendiri.

Menurut Alvin, aturan mengenai biaya bagasi ini baru diterapkan saat ini karena kondisi persaingan pasar yang semakin ketat dan ongkos operasional maskapai yang kini semakin tinggi.

"Nah sekarang dengan kondisi nilai rupiahnya juga cukup rendah, sedangkan maskapai penerbangan ini kan sewa pesawat, kemudian biaya operasional suku cadang, ini kan dollar atau euro, sehingga biaya cukup berat kan," tuturnya.

Ia juga menilai harga aftur yang terus naik juga membuat maskapai penerbangan biaya rendah harus lebih kreatif dan kompetitif. Namun, langkah itu tetap efisien dalam mencari sumber penghasilan lain yang tak terkait dengan harga tiket.

Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan (Astindo), Rudiana mengatakan serupa dengan Alvin. Menurutnya, beberapa maskapai LCC di Amerika, Eropa, dan Asia juga menerapkan bagasi berbayar.

"Itu sudah lumrah karena hukum pasar. Biasanya yang terdampak adalah end user-nya. Yang harus diperhatikan dari no baggage allowance, kalau mau dinaikkan harus reasonable jangan sampai jadi bumerang," kata Rudiana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com