Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2019, 05:00 WIB

KOMPAS.com – Bagi Anda yang tinggal di Jakarta, pasti tak akan asing lagi dengan Kali Ciliwung. Kali Ciliwung memiliki panjang aliran utama hampir 120 killometer dan melalui wilayah DKI Jakarta. Di Jakarta, Kali Ciliwung menjadi batas alami antara wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Kini nama Kali Ciliwung kian menjadi sorotan karena kualitas airnya yang semakin menurun. Airnya yang berwarna keruh karena tercampur berbagai macam limbah membuat Kali Ciliwung tak lagi sedap dipandang.

Tak hanya itu, apabila volume air Kali Ciliwung meluap maka banjir akan melanda sejumlah lokasi di Jakarta. Tak salah jika akhirnya pemerintah daerah mengupayakan banyak cara untuk meningkatkan kualitas Kali Ciliwung.

Namun taukah Anda, kondisi Kali Ciliwung pada sekitar tahun 1960 hingga 1970 tak seperti kini. Menurut sejarawan, penulis, sekaligus  pendiri penerbitan Komunitas Bambu, JJ Rizal mengatakan, saat itu Kali Ciliwung digunakan warga Jakarta untuk menggelar tradisi padusan jelang bulan Ramadhan.

Padusan merupakan tradisi sakral yang biasa dilakukan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Tradisi padusan sendiri memiliki makna membersihkan jiwa dan raga seseorang sebelum menunaikan ibadah puasa.

Sejumlah alat berat melakukan pengerukan lumpur di Kali Ciliwung, Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Senin (10/9). Normalisasi dilakukan untuk mengatasi pendangkalan akibat sedimen lumpur dan sampah. ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc/18. *** Local Caption ***  RENO ESNIR Sejumlah alat berat melakukan pengerukan lumpur di Kali Ciliwung, Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Senin (10/9). Normalisasi dilakukan untuk mengatasi pendangkalan akibat sedimen lumpur dan sampah. ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc/18. *** Local Caption ***
“Jadi mereka turun ke kali (Ciliwung) untuk mandi terus keramas merang. Dulu merang bikinan sendiri, belum dijual shampo seperti sekarang ini. Air di Kali Ciliwung waktu itu dianggap air yang membawa berkah. Jadi orang turun ke Ciliwung untuk mandi, bersuci,” ujar Rizal ketika dihubungi KompasTravel, Kamis (9/5/2019).

Tak hanya itu, pada saat itu masyarakat Betawi percaya bahwa Kali Ciliwung merupakan tempat tinggal para leluhur yang harus dihormati.

“Kan namanya (Kali Ciliwung) identik dengan air dan pohon kan. Jadi itu sangat penting karena merupakan bagian dari ritual, sungai itu enggak boleh dikotori waktu itu. Sampai tahun 80-an masih ada (tradisi) itu,” kata dia.

Rizal menyebut, tradisi itu semakin ditinggalkan seiiring semakin menurunnya kualitas air Kali Ciliwung.

“Sekarang tradisi itu sudah hilang seiring dengan adanya shampo yang harganya murah, kemudian Ciliwung yang semakin kotor. Sekarang bahaya kalau mandi di situ,” pungkas Rizal.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Harga Tiket Pesawat ke Yogyakarta dari Jakarta PP per Juni 2023

Harga Tiket Pesawat ke Yogyakarta dari Jakarta PP per Juni 2023

Travel Update
Batik Air Terbang Langsung dari Kualanamu ke Chennai per Agustus 2023

Batik Air Terbang Langsung dari Kualanamu ke Chennai per Agustus 2023

Travel Update
3 Tips ke Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Cari Tahu Sebelum Beli

3 Tips ke Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Cari Tahu Sebelum Beli

Travel Tips
7 Wisata di Kabupaten Bandung yang Populer, Bisa untuk Liburan Sekolah

7 Wisata di Kabupaten Bandung yang Populer, Bisa untuk Liburan Sekolah

Jalan Jalan
5 Aktivitas di GWN Expo 2023, Bisa Cari Info Wisata dan Bikin Paspor

5 Aktivitas di GWN Expo 2023, Bisa Cari Info Wisata dan Bikin Paspor

Travel Tips
Syarat Masuk ke Korea Selatan Terbaru, Tetap Wajib Isi Q-Code

Syarat Masuk ke Korea Selatan Terbaru, Tetap Wajib Isi Q-Code

Travel Update
Itinerary Seharian di Pangandaran, Bisa Jelajah Pantai dan Sungai 

Itinerary Seharian di Pangandaran, Bisa Jelajah Pantai dan Sungai 

Itinerary
Aturan Baru Turis Asing di Bali, Ada 8 Larangan

Aturan Baru Turis Asing di Bali, Ada 8 Larangan

Travel Update
16 Tempat Wisata di Maluku Barat Daya, Ada Gunung di Tengah Sabana

16 Tempat Wisata di Maluku Barat Daya, Ada Gunung di Tengah Sabana

Jalan Jalan
Wisata Cai Pinus Kuningan: Harga Tiket Masuk, Jam Buka, dan Kulinernya

Wisata Cai Pinus Kuningan: Harga Tiket Masuk, Jam Buka, dan Kulinernya

Jalan Jalan
GWN Expo 2023, Bisa Cari Paket-paket Wisata Lokal

GWN Expo 2023, Bisa Cari Paket-paket Wisata Lokal

Travel Update
Daftar Makanan dan Minuman yang Tidak Boleh Dibawa Pada Penerbangan Internasional

Daftar Makanan dan Minuman yang Tidak Boleh Dibawa Pada Penerbangan Internasional

Travel Tips
Puluhan Ekor Monyet Turun ke Jalan Payung di Kota Batu, Pengendara Berfoto

Puluhan Ekor Monyet Turun ke Jalan Payung di Kota Batu, Pengendara Berfoto

Travel Update
Kabupaten Bandung Akan Hadirkan Wisata Bertaraf Internasional di Rancabali

Kabupaten Bandung Akan Hadirkan Wisata Bertaraf Internasional di Rancabali

Travel Update
Uniknya Transaksi di Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Seperti apa ?

Uniknya Transaksi di Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Seperti apa ?

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com