Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Galeri Melaka di Museum Fatahillah, Berisi Sejarah Melaka di Malaysia

Kompas.com - 12/10/2023, 12:32 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Informasi mengenai budaya, sejarah, dan wisata Melaka bisa ditemukan di Galeri Melaka di Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), Jakarta Barat.

"Persiapannya (Galeri Melaka) di museum sudah ada sekitar sebulan yang lalu, dan belum ada info pasti galeri dibuka sampai kapan. Namun mengingat persiapannya cukup lama, kemungkinan periodenya juga lama," kata petugas di Museum Sejarah Jakarta, Achmad Bagus di lokasi, Selasa (10/10/2023).

Baca juga:

Galeri Melaka terletak di lantai satu museum. Galeri ini menceritakan secara ringkas mengenai sejarah penjajahan di Melaka, serta kaitannya dengan penjajahan di Batavia.

Menurut informasi yang Kompas.com peroleh di lokasi, Melaka saat ini ialah provinsi terkecil di Malaysia dengan luas wilayah sekitar 1.663 kilometer persegi. Provinsi ini terletak di bagian selatan semenanjung Malaysia.

Meskipun merupakan daerah terkecil di Malaysia, tetapi Melaka memiliki sejarah yang unik sehingga dikenal dengan sebutan Melaka Kota Bersejarah.

 

Galeri Melaka di Museum Sejarah Jakarta, Selasa (10/10/2023).Kompas.com/Suci Wulandari Putri Galeri Melaka di Museum Sejarah Jakarta, Selasa (10/10/2023).

"Melaka didaftarkan sebagai Kota Warisan Dunia oleh UNESCO pada 7 Juli 2008," bunyi keterangan di Galeri Melaka, Selasa.

Di area ini, terdapat replika bangunan Stadthuys, bangunan balai kota yang diatur oleh pemerintah Belanda pada tahun 1650 setelah mengambil alih Melaka dari Portugis pada tahun 1641.

Bangunan ini berwarna merah cerah, beratap hitam, dan terdiri dari empat lantai. Balai kota ini dulunya merupakan pusat pemerintahan dan tempat tinggal Gubernur Belanda di Melaka dari abad ke-17 sampai tahun 1824.

Baca juga: Menguak Sisi Gelap Museum Fatahillah

Tidak hanya pada masa pemerintahan Belanda, bangunan ini juga dijadikan sebagai pusat pemerintahan pada saat penjajahan Inggris.

Mulanya bangunan Stadthuys ini dicat berwarna putih, lalu sekitar 1910 warna bangunanya diubah menjadi merah. Oleh sebab itu, bangunan Stadthuys dijuluki sebagai Bangunan Merah.

Saat ini, bangunan Stadthuys dijadikan sebahai Musium Sejarah Melaka dan Musium Etnografi di Melaka.

Baca juga:

Galeri Melaka di Museum Sejarah Jakarta, Selasa (10/10/2023).Kompas.com/Suci Wulandari Putri Galeri Melaka di Museum Sejarah Jakarta, Selasa (10/10/2023).

Seiring dengan pembangunan Stadthuys di Melaka pada tahun 1650-an, gedung serupa juga dibangun di Batavia oleh Belanda pada tahun 1707.

Selain mengenalkan sejarah, di Galeri Melaka juga dipamerkan beberapa ikon Melaka. Beberapa, di antaranya Keris Semenanjung, Tepak Sirih, dan Destar "Dendam Tak Sudah".

Baca juga: Itinerary Seharian di Kota Tua Jakarta, dari Sunda Kelapa ke Museum Fatahillah

Tidak ketinggalan, juga ada paparan mengenai rekomendasi kuliner di Melaka. Misalnya Asam Pedas, Mie Sup, Ikan Bakar, Kue Keria Antarbangsa, Roti Canai, Tandoori & Naan, Es Kocok Kelapa, Satay, dan Cucur Udang.

Galeri Melaka bisa dikunjungi oleh masyarakat umum, dan jam operasionalnya mengikuti jam operasional Museum Fatahillah.

Museum Fatahillah buka setiap hari kecuali Senin dan libur Nasional, mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com