Voice Against Reason dilengkapi dengan rangkaian diskusi, program kuliah terbuka, dan
program-program publik. Rangkaian acara ini direncanakan akan berlangsung sepanjang periode pameran.
"Acara ini dirancang untuk memperdalam keterlibatan audiens dengan karya seni dan tema-tema yang digagas, dan diselenggarakan oleh tim Kuratorial dan Edukasi Museum MACAN, dengan dukungan ko-kuratorial dari Putra Hidayatullah dan Rizki Lazuardi," jelas Aaron.
Bertepatan dengan pembukaan pameran, Museum MACAN juga menghadirkan penampilan
perdana Sirkus di Tanah Pengasingan: Oyong-oyong Ayang-ayang, sebuah pertunjukan
wayang terbaru oleh Jumaadi dan The Shadow Factory.
Baca juga: Alasan Museum Macan Angkat Isu Konservasi Laut dalam Pameran
Pertunjukan wayang ini memiliki jadwal pertunjukan terbatas yaitu mulai Sabtu (18/11/2023) hingga Minggu (26/11/2023) saja.
"Pertunjukan wayang yang inovatif ini menampilkan ratusan wayang kertas dalam berbagai ukuran dan bentuk," kata Aaron.
Setiap wayang kertas mewujudkan sebuah potongan peristiwa, lalu dimainkan oleh dua orang pawang bayang-bayang di atas dua mesin OHP (overhead projector) diiringi musik eksperimental.
Pertunjukan berdurasi 45-60 menit ini mengandung unsur kekerasan dalam sejarah, namun disebut cocok untuk segala umur, tentunya dengan bimbingan orangtua.
Baca juga: Museum Macan Jakarta: Harga Tiket, Jam Buka, dan Aturan berkunjung
View this post on Instagram