Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Keluarga Pemburu San Lo Chu di Pantai Tikus Emas Bangka

Kompas.com - 04/02/2024, 15:03 WIB
Heru Dahnur ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Wisata Pantai Tikus Emas di lintas timur Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, punya suatu cerita legenda.

Konon pantai yang dulunya hutan belantara itu dibuka pertama kali oleh keluarga etnis Tionghoa yang hidup dari berburu.

Keluarga tersebut dinamakan Bun Ten Fu yang diyakini sebagai penduduk pertama kawasan pantai.

Baca juga: Pantai Tikus Emas di Bangka, Pilihan Tempat Wisata Keluarga Besar

Kegiatan sehari-hari Bun Ten Fu adalah berburu dan karena kegesitannya diberi julukan San Lo Chu atau tikus hutan.

"Ini cerita legenda yang menjadi mitos di Pantai Tikus Emas," kata pengelola pantai, Wasis Pujo Pranoto kepada Kompas.com, Sabtu (3/2/2024).

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Kisang sang legenda pun terpampang pada sebuah papan kayu di Pantai Tikus Emas. Tepat di sebelahnya, berdiri sebuah patung tikus yang berwarna keemasan, ikon wisata dari pantai Tikus Emas.

Kisah legenda tersebut sengaja ditampilkan pada para pengunjung sebagai daya tarik tersendiri.

Dulunya Pantai Tikus

Pujo menuturkan, Pantai Tikus Emas dulunya bernama Pantai Tikus. Pantai membentang sepanjang hampir lima kilometer dari Tanjung Pesona hingga ke kawasan Puri Tri Agung.

Belakangan, kawasan pantai dikelola oleh banyak pihak sehingga namanya berubah sesuai pengelola masing-masing. Sebagai pembeda, maka ditambahkan kata emas untuk Pantai Tikus Emas saat ini.

Baca juga: Pemandian Aek Bedelew di Bangka, Air Sejuk dengan Suasana Alam Asri

"Sebelum jadi obyek wisata, kawasan ini sempat menjadi lokasi penambangan timah. Pada 2016 dibuka secara resmi untuk umum sebagai kawasan wisata pantai," ujar Pujo.

Untuk membuka jalan menuju pantai, digunakan alat berat karena adanya tebing terjal yang mengelilingi.

Topografi aslinya, pantai terletak pada jurang sehingga harus dibuka akses jalan untuk menuju ke lokasi tersebut.

Sampai saat ini sebagian tebing pantai masih bisa terlihat. Kawasan tersebut sepenuhnya telah diubah menjadi fasilitas wisata seperti lahan parkir, wahana permainan, taman dan kolam ikan.

Saat ini Pantai Tikus Emas tercatat dalam pengelolaan kawasan manfaat hutan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, KPHP Sigambir.

Wisata Pantai Tikus Emas

Menurut Pujo, kunjungan ke Pantai Tikus Emas berkisar ratusan orang setiap harinya. Kunjungan biasanya membeludak setelah perayaan hari keagamaan.

Halaman:


Terkini Lainnya

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com