Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Waisak, Peringatan Lahir hingga Wafatnya Buddha Gautama

Kompas.com - 23/05/2024, 11:27 WIB
Krisda Tiofani,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Raya Waisak 2568 BE/2024 jatuh pada hari ini, Kamis (23/5/2024). Sebelum berlangsung ribuan tahun lamanya, ada sejarah dan perisitiwa penting yang terjadi.

Dilansir dari laman Kementerian Agama Republik Indonesia, Kamis (23/5/2024), Waisak berasal dari dua bahasa yakni Vaisakha (sanskerta) dan Vesakha (pali).

Baca juga: Jam Buka Candi Borobudur Saat Waisak 2024

Waisak berarti nama bulan dalam kalender Buddhis. Bila disesuaikan dengan kalender masehi, Waisak umumnya jatuh pada akhir April, Mei, atau awal Juni.

Waisak atau Hari Raya Trisuci Waisak dirayakan setiap tahunnya untuk memperingati tiga peristiwa penting bagi umat Buddha.

1. Kelahiran Pangeran Siddharta

Bodhisattva Siddharta Gautama merupakan calon Buddha yang lahir pada 623 sebelum masehi (SM) di Taman Lumbini.  

Dikutip dari berita Kompas.com yang tayang pada Kamis (7/5/2020), Siddharta adalah anak dari Raja Suddodhana dan Ratu Mahamaya.

Baca juga: Libur Panjang Waisak, KAI Daop 6 Yogyakarta Operasikan 6 Kereta Tambahan

Ilustrasi patung Siddharta Gautama.Shutterstock Ilustrasi patung Siddharta Gautama.

2. Buddha Gautama mendapat Penerangan Sempurna 

Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Sempurna dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodh Gaya) pada usia ke-35 tahun saat bulan Waisak.

Pencapaian Penerangan Sempurna adalah salah satu peristiwa yang diperingati pada hari Waisak.

Umat Buddha memaknai pencapaian ini sebagai inspirasi dan motivasi untuk berbuat kebajikan.

Bukan hanya tradisi puja saat Waisak tiba, tetapi juga umat Buddha diharapkan dapat meneladani tekad dan sifat-sifat luhur Buddha serta senantiasa melaksanakan dhamma.

Baca juga: Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

3. Wafatnya Buddha Gautama

Ilustrasi perayaan Waisak 2024 di Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Ucapan Waisak 2024. Arti Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta dan jawabannya.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi perayaan Waisak 2024 di Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Ucapan Waisak 2024. Arti Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta dan jawabannya.

Menjelang Waisak, umat Buddha akan melakukan bersih-bersih wihara, ziarah ke makam leluhur, dan membersihkan makan pahlawan.

Kegiatan ini berkaitan dengan peristiwa wafatnya Buddha Gautama di Kusinara pada usia 80 tahun pada 543 SM.

Menjelang wafat, Buddha Gautama berpesan "Oh para Bhikkhu, segala sesuatu tidak kekal adanya, berjuanglah dengan kewaspadaan (Maha Parinibbana Sutta)."

Total 45 tahun Sang Buddha menyebarkan kebenaran atau Dharma selama hidupnya. Umat Buddha pun memberikan penghormatan terakhir dengan sujud pada Buddha Gautama.

Penghormatan tertinggi pada Sang Buddha juga bisa dilakukan dengan melaksanakan Dhamma dalam berbagai segi kehidupan yakni kehidupan sehari-hari, beragama, berbangsa dan bernegara.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Wisata Air Terjun di Lumajang, Cocok untuk Healing Sejenak

5 Wisata Air Terjun di Lumajang, Cocok untuk Healing Sejenak

Jalan Jalan
Rental Mobil Jadi Pendukung Pariwisata DIY, Ini Cara Pemilik Cegah Praktik Penggelapan

Rental Mobil Jadi Pendukung Pariwisata DIY, Ini Cara Pemilik Cegah Praktik Penggelapan

Travel Update
Wisata Tanaman Aglaonema Park Terbesar di Indonesia Ada di Kabupaten Sleman

Wisata Tanaman Aglaonema Park Terbesar di Indonesia Ada di Kabupaten Sleman

Travel Update
4 Tips Lihat Video Mapping di Kota Tua pada HUT ke-497 Jakarta, Awas Copet

4 Tips Lihat Video Mapping di Kota Tua pada HUT ke-497 Jakarta, Awas Copet

Travel Tips
Pengalaman ke Istana Daendels di Jakarta, seperti Labirin yang Megah

Pengalaman ke Istana Daendels di Jakarta, seperti Labirin yang Megah

Jalan Jalan
Kota Tua Dipadati Pengunjung Jelang Video Mapping HUT ke-497 Jakarta

Kota Tua Dipadati Pengunjung Jelang Video Mapping HUT ke-497 Jakarta

Travel Update
Mengenang Karya Benyamin Sueb Lewat Pameran Biang Kerok di Museum Kebangkitan Nasional

Mengenang Karya Benyamin Sueb Lewat Pameran Biang Kerok di Museum Kebangkitan Nasional

Travel Update
Bromo Kebakaran Lagi, Kali Ini di Kawasan Gunung Batok

Bromo Kebakaran Lagi, Kali Ini di Kawasan Gunung Batok

Travel Update
Sejarah Gedung AA Maramis di Jakarta, Dikenal sebagai Istana Daendels

Sejarah Gedung AA Maramis di Jakarta, Dikenal sebagai Istana Daendels

Jalan Jalan
Munich Jadi Kota Paling Nyaman untuk Berjalan Kaki di Dunia

Munich Jadi Kota Paling Nyaman untuk Berjalan Kaki di Dunia

Jalan Jalan
Acara Seru pada HUT Ke-497 Jakarta, Pertunjukan Cahaya hingga Seni Budaya Betawi

Acara Seru pada HUT Ke-497 Jakarta, Pertunjukan Cahaya hingga Seni Budaya Betawi

Travel Update
4 Wisata di Jember Dekat Stasiun, Ada Kampoeng Batja

4 Wisata di Jember Dekat Stasiun, Ada Kampoeng Batja

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Nusantara Edupark Madiun

Rute Menuju ke Nusantara Edupark Madiun

Jalan Jalan
9 Wisata Keluarga di Sentul, Kunjungi Saat Berlibur

9 Wisata Keluarga di Sentul, Kunjungi Saat Berlibur

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk di Nusantara Edupark Madiun

Harga Tiket Masuk di Nusantara Edupark Madiun

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com