Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nonton Video Mapping HUT Jakarta di Kota Tua, Saat Museum Fatahillah Jadi Layar Raksasa

Kompas.com - 24/06/2024, 07:07 WIB
Krisda Tiofani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Jakarta ke-497 digelar di berbagai titik. Salah satunya di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

Kompas.com hadir dalam puncak perayaan HUT Jakarta di Kota Tua. Datang sebelum pukul 19.00 WIB, sesuai jadwal video mapping dimulai.

Video mapping masuk menjadi rangkaian acara dalam Jakarta Light Festival yang berlangsung selama dua hari pada 22-23 Juni 2024 di Museum Fatahillah.

Ribuan masyarakat Jakarta dan sekitarnya sudah hadir, bersiap menonton pertunjukkan video mapping sebelum pukul 19.00 WIB.

Baca juga: Kota Tua Dipadati Pengunjung Jelang Video Mapping HUT ke-497 Jakarta

Menurut jadwal yang dibagikan melalui Instagram @jakartalightfestival, acaranya dimulai pukul 16.00 WIB pada Sabtu (22/6/2024) dengan pertunjukkan seni musik dan teater.

Kompas.com tiba saat band Akustik Kota Tua tampil bersamaan dengan lighting show.

Video mapping di Mueum Fatahillah

Sekitar pukul 19.30 WIB, satu per satu video mapping dari total sembilan finalis kompetisi "Old Town Menyala" yang datang dari berbagai kampus di Indonesia, seperti Insititut Kesenian Jakarta, Universitas Sebelas Maret, dan Sampoerna University.

Warna-warni visual video mapping ditayangkan bergantian. Durasinya tak lama. Satu video berkisar dua hingga tiga menit.

Video mapping masuk menjadi rangkaian acara dalam Jakarta Light Festival yang berlangsung selama dua hari pada 22-23 Juni 2024 di Museum Fatahillah.Kompas.com/Krisda Tiofani Video mapping masuk menjadi rangkaian acara dalam Jakarta Light Festival yang berlangsung selama dua hari pada 22-23 Juni 2024 di Museum Fatahillah.

Setiap videonya mengambil tema berbeda dengan visual terang-gelap yang bergerak dari kanan ke kiri, juga menyebar dari tengah menutupi seluruh gedung putih Museum Fatahillah. Menjadikannya seolah layar raksasa untuk menampilkan video.

Ada yang membawa musik-musik dari banyak daerah, mengangkat tema transportasi umum di Jakarta, hingga kondisi kota modern.

Selama pertunjukan video berlangsung, semua pengunjung tampak tertib lesehan sembari mengangkat gawai untuk merekam momen langka ini.

Baca juga: Acara Seru pada HUT Ke-497 Jakarta, Pertunjukan Cahaya hingga Seni Budaya Betawi

Tak lupa bertepuk tangan, sorak-sorai kala video berganti dari satu ke yang lainnya sebagai bentuk apresiasi pada para pembuat video.

Asap rokok dan sampah

Ribuan masyarakat yang kumpul di tengah area Museum Fatahillah, datang dari berbagai rentang usia.

Banyak muda-mudi, pasangan, hingga anak-anak yang ikut menonton selama rangkaian acara berlangsung.

Jakarta Light Festival berlangsung selama dua hari pada 22-23 Juni 2024 di Taman Museum Fatahillah.Kompas.com/Krisda Tiofani Jakarta Light Festival berlangsung selama dua hari pada 22-23 Juni 2024 di Taman Museum Fatahillah.

Tak lupa pedagang asongan yang turut berkeliling, menawarkan es teh seharga Rp 5.000 per gelas selama acara hiburan berlangsung.

Mereka berputar menjajakan minuman saat musisi yang datang menampilkan musik andalannya, seperti band Om Manaraga dan D'Cinnamons.

Baca juga: Sejarah Gedung AA Maramis di Jakarta, Dikenal sebagai Istana Daendels

Sayangnya, keseruan perayaan HUT Jakarta ke-497 ini tak didukung dengan kesadaran banyak masyarakat.

Asap roko tampak mengepul di sisi sana dan sini, padahal banyak orang tak menggunakan masker, juga anak-anak yang berlalu-lalang.

Belum lagi, sampah bekas makan dan minum pengunjung yang bertebaran, dibuang asal tanpa memerhatikan kebersihan lingkungan.

Puncak video mapping 

Ada dua sesi video mapping Kota Tua yang direncanakan tayang pukul 20.54 WIB dan 21.45 WIB.

Namun, sesi satu video mapping ditayangkan telat, sekitar pukul 21.20 WIB, usai penampilan musik dari Om Manaraga.

Kondisi Kota Tua Jakarta Jelang Video Mapping HUT ke-497 Jakarta.KOMPAS.com/KRISDA TIOFANI Kondisi Kota Tua Jakarta Jelang Video Mapping HUT ke-497 Jakarta.

Video mapping dibuka dengan visual yang menggambarkan bangunan runtuh, kemudian utuh kembali dengan warna warni. Museum Fatahillah kembali jadi layar raksasa untuk menampilkan video mapping.

"Walaupun sekarang Jakarta sudah bukan ibukota lagi, tetapi kita semua tetap berkewajiban menjaga Jakarta agar semakin maju dan nyaman. Bekal untuk anak cucu di masa depan," begitu audio yang terdengar saat penanyangan video mapping.

Durasinya tak lama, sekitar tiga hingga empat menit dengan musik cukup kencang dan ditutup menggunakan gambar ondel-ondel, ilustrasi kembang api, dan seruan "selamat ulang tahun kota Jakarta."

Pulang duluan

Meski masih ada band yang dijadwalkan tampil usai sesi satu video mapping, sejumlah pengunjung tampak meninggalkan tempat, termasuk saya.

Baca juga: 4 Tips Lihat Video Mapping di Kota Tua pada HUT ke-497 Jakarta, Awas Copet

Mengingat sudah hampir tengah malam, lewat pukul 22.00 WIB, juga padatnya lalu lintas di banyak titik, saya memutuskan pulang usai penayangan video mapping HUT Jakarta.

Pulang menggunakan KRL, kereta kosong yang disiapkan menuju Stasiun Bogor, terpantau penuh dalam hitungan menit saat mengangkut penumpang dari Stasiun Jakarta Kota.

Penumpukkan penumpang terus bertambah, terutama saat berhenti di Stasiun Gondangdia, stasiun KRL terdekat dari Monas.

Baca juga: Promo dan Acara Spesial di TMII pada Libur Sekolah dan HUT Jakarta

Beberapa pengunjung turun di Stasiun Manggarai untuk transit, melanjutkan perjalanan menuju Tangerang, Jakarta Selatan, dan Tangerang Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com