Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menonton Pentas Seni di Gedung Bersejarah

Kompas.com - 23/06/2013, 10:45 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

DAHULU kala, Gubernur Jenderal Belanda, Daendels mempunyai ide untuk membangun sebuah gedung kesenian bagi para bangsawan Belanda. Namun, gedung kesenian ini baru terealisasi oleh Gubernur Jendral Inggris, Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814.

Awalnya gedung ini bernama Municipal Theater Shoow Bung. Gedung yang berlokasi di Jalan Gedung Kesenian No. 1, Jakarta Pusat ini sempat dialihfungsikan pada zaman kemerdekaan. Gedung ini sempat digunakan untuk Kongres Pemuda yang pertama pada tahun 1926. Di gedung ini pula pada 29 Agustus 1945, Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno meresmikan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Lalu pada gedung ini dikembalikan ke fungsi semula sebagai ajang pentas seni dan ditetapkan namanya menjadi Gedung Kesenian Jakarta pada tahun 1984.

Saat ini gedung yang berserangan dengan Pasar Baru ini rutin mengelar pergelaran-pergelaran seni, seperti drama, theater, film dan sejumlah pagelaran pentas seni tari dari berbagai daerah baik dari dalam maupun luar negeri. Tidak hanya itu, gedung ini juga menampilkan pentas wayang orang, yang pada saat ini makin sepi peminatnya.

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Pementasan Gandrung Engtay yang disutradarai Dedy Lutan di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat (1/7/2011). Kisah klasik percintaan Sampek dan Engtay ditampilkan dalam kemasan drama tari dengan balutan seni gandrung khas Banyuwangi.
Kesan mewah layaknya gedung-gedung bergaya Eropa kuno masih dapat terlihat di dalam gedung ini. Terdapat satu ruangan pentas dengan kapasitas 475 orang dan sebuah panggung yang didukung dengan tata cahaya yang megah, sehingga dapat menampilkan sebuah pentas seni yang spektakuler.

Ruangan pentas ini masih seperti tempat pertunjukan untuk kaum bangsawan pada zaman dahulu. Dengan adanya tempat duduk yang berada di depan panggung, serta terdapat beberapa tempat duduk yang berada di atas, seperti balkon yang diperuntukan untuk tamu VIP. kemegahan langsung terlihat pada dinding-dinding ruang pentas yang berarsitektur Eropa kuno yang beratapkan bulat dan menjulang tinggi.

Rata-rata Gedung Kesenian Jakarta mementaskan pertunjukan seni tiga kali dalam sebulan. Untuk tiket pertunjukan, Anda harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 50.000 untuk tempat duduk di bawah, dan Rp 75.000 untuk menikmati pertunjukan dari balkon atas.

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Penari Dancewave Center tampil dalam resital bertajuk 'The Dance Within 3D One World' di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Sabtu (7/1/2012). Suguhan tari teatrikal yang mengangkat isu lingkungan hidup ini menampilkan aksi tari dari berbagai penjuru dunia seperti tari hip hop, Burlesque, tari perut Timur Tengah, hingga Bollywood.
Saat ini Gedung Kesenian Jakarta sering menggelar theater, drama sampai orkestra. Untuk sampai ke sana, Anda dapat menggunakan bus Transjakarta dengan biaya Rp 3.500. Pertama, Anda menaiki bus Transjakarta koridor I, rute Blok M - Kota dan turun di halte Harmoni.

Setelah itu Anda melanjutkan perjalanan dengan menaiki bus transjakarta koridor III rute Kalideres - Harmoni yang mengarah melewati Jalan Juanda, Jakarta Pusat, lalu turun di halte Pasar Baru. Gedung dengan gaya kolonial ini dapat langsung terlihat begitu Anda sampai di halte Pasar Baru.

KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI Opera Jelajah Anak Indonesia mementaskan drama musikal berjudul Cupak dan Gerantang di Gedung Kesenian Jakarta, Minggu (12/2/2012). Cerita dalam opera tersebut diadaptasi dari dongeng rakyat Lombok, Nusa Tenggara Barat yang menceritakan tentang dua orang saudara berbeda sifat namun saling bantu membantu menjalankan roda kerajaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com