Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembersihan Candi-candi Butuh 10-45 Hari

Kompas.com - 16/02/2014, 10:36 WIB
SLEMAN, KOMPAS — Pembersihan candi-candi yang tertutup abu vulkanik akibat erupsi Gunung Kelud diperkirakan butuh waktu 10 sampai 45 hari, tergantung dari kondisi candi. Lamanya waktu pembersihan karena harus dilakukan hati-hati dan sangat tergantung dari jumlah tenaga yang terlibat.

Candi Prambanan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, diperkirakan yang paling lama karena tingkat kesulitannya paling tinggi. Candi ini memiliki ketinggian 50 meter dan lebar 20 meter serta ketebalan abu vulkanik 0,5-1 sentimeter.

”Kami akan mulai membersihkan candi pada hari Senin (17/2/2014). Selama pembersihan abu, kawasan candi akan ditutup untuk kunjungan wisatawan,” kata General Manager Unit Taman Wisata Candi Prambanan Priyo Santoso. Di kawasan seluas 75 hektar ini, selain Candi Prambanan terdapat juga Candi Sewu dan Candi Roro Jonggrang.

Pembersihan candi, kata Priyo, diprioritaskan menerapkan mekanis kering, yakni menggunakan alat penyedot debu dan sikat. ”Sekitar 400 karyawan dikerahkan untuk membersihkan candi,” kata Priyo.

Sementara itu, pembersihan abu vulkanik di Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Pawon di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, juga akan mulai dilakukan pada Senin besok. Proses pembersihan candi ditargetkan selesai dalam waktu 7-10 hari.

”Abu vulkanik yang menutupi candi tidak terlalu tebal, hanya 3-5 milimeter, sehingga proses pembersihan candi bisa lebih cepat,” kata Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo.

Pada 2010, tebal abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi yang menempel di bangunan Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Pawon lebih tebal, yakni 2-3 sentimeter. Ketika itu, proses pembersihan abu melibatkan sekitar 2.500 sukarelawan dan berlangsung selama 45 hari.

Saat ini, ketika pembersihan candi sedang dilakukan, kawasan Candi Prambanan tertutup untuk kunjungan wisatawan. Dengan penutupan ini, pengelola harus rela kehilangan pengunjung rata-rata 3.000 orang pada hari biasa dan 6.000 orang pada Sabtu dan Minggu.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Sejumlah stupa Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, ditutup terpal pascaletusan Gunung Kelud, Jumat (14/2/2014). Penutupan dilakukan untuk mengurangi dampak kerusakan akibat abu vulkanik. Gunung Kelud meletus Kamis lalu sekitar pukul 23.00. Letusan gunung membuat beberapa daerah tertimpa hujan kerikil dan abu vulkanik.
”Tadi pagi ada sekitar 200 wisatawan mancanegara yang turun dari kapal pesiar di Semarang mau berkunjung ke Prambanan, tetapi kami tolak. Kami masih akan terus membersihkan kompleks ini dari abu vulkanik dan baru akan menerima pengunjung setelah semuanya bersih,” kata Priyo.

Relatif aman

Dari pengukuran yang telah dilakukan oleh Balai Konservasi Borobudur, abu dari erupsi Gunung Kelud yang menempel di Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Pawon memiliki pH 5 hingga pH 6, lebih tinggi daripada kadar keasaman abu dari erupsi Gunung Merapi yang berkisar 3-4.

Dengan angka ini, abu dari erupsi Gunung Kelud terbilang relatif aman bagi batuan. Proses pelapukan batuan candi biasanya akan lebih cepat terjadi apabila ada kontak dengan zat yang memiliki pH 3 atau di bawahnya.

Abu vulkanik ini juga memiliki kandungan sulfur 0,1 persen. Dengan kandungan belerang yang relatif rendah, kurang dari 1 persen, abu ini diperkirakan juga relatif aman dan tidak memicu terjadinya proses pelapukan pada batuan candi. (EGI/ABK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Travel Update
Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Travel Update
Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Travel Update
Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Travel Update
Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Travel Update
Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Jalan Jalan
Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Travel Update
Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com