KOMPAS.com – Emirates mengajak 30 keluarga di Uni Emirat Arab (UEA) dengan anak-anak neurodiversity berusia 8 sampai 12 tahun untuk terbang pada 24 April 2024.
Anak-anak itu berasal dari Dubai Autism Centre, Safe Centre for Autism, Rashid Centre for People of Determination, dan New England Center Children Clinic.
Sebagai info, neurodiversity adalah istilah untuk orang-orang dengan saraf berbeda, seperti autis, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan disleksia.
Baca juga: Ini Perbedaan Autisme pada Anak Perempuan dan Anak Laki-laki
Kondisi neurodiversity menyebabkan perkembangan tertunda, gangguan kemampuan berbicara dan keseimbangan, kecacatan intelektual, dan kejang.
Mereka terbang dari Terminal 3 Bandara Internasional Dubai melalui jalur ramah autisme yang memang disediakan oleh pihak bandara.
Lihat postingan ini di Instagram
Jalur ini mencakup akses jalur prioritas bagi pengidap autisme untuk check ini, pemeriksaan paspor, keamanan, sampai naik pesawat.
Staf check in dan awak kabin Emirates yang sudah dilatih khusus pun siap membantu rombongan selama perjalanan.
Baca juga: Autisme Bukan Penyakit, Psikolog: Ada 3 Cara Mendampingi
Mereka kemudian terbang menggunakan penerbangan EK2605 yang lepas landas dari Bandara Internasional Dubai pukul 11.20 waktu setempat, dan mendarat pada 12.20 waktu setempat.
Penerbangan ini pun memberikan anak-anak tersebut pengalaman naik pesawat yang nyata, mulai dari mendapat layanan dalam pesawat, melihat pemandangan, hingga mendengarkan suara kapten.
Dalam rilis resmi yang Kompas.com terima dari Emirates pada Sabtu (4/5/2024), penerbangan ini ditujukan untuk membantu pelanggan Emirates dengan autisme dan gangguan sensorik serta keluarga mereka dalam mempersiapkan perjalanan melalui tur berpemandu di lingkungan bandara dan kabin pesawat.
Selain itu, juga memberi pelatihan komprehensif dan pemahaman tentang neurodiversity kepada semua anggota tim Emirates.
Inisiatif ini juga dilakukan untuk mendukung kebutuhan orang-orang neurodiversity dan komitmen Dubai terhadap orang berkebutuhan khusus.
Pihak Emirates juga telah melatih 29.000 awak kabin dan staf darat di seluruh dunia dalam hal pengenalan autisme dan disabilitas tersembunyi.
Baca juga: Selesaikan Rubik 3,13 Detik, Pria Autisme Ini Pecahkan Rekor Dunia
Isi pelatihan mencakup kebijakan UEA untuk orang berkebutuhan khusus, mengenali autisme, membantu penumpang disabilitas, merespons dengan empati, hingga sistem dukungan resmi untuk membantu penumpang di bandara.
Survei menyebutkan bahwa hanya 13 persen keluarga dengan anak neurodiversity yang akan melakukan liburan keluarga.
Itu karena mereka menganggap pengalaman terbang dan di bandara terlalu menegangkan dan bisa memicu sensitivitas sensorik anak-anak.
Baca juga: Penyebab Autisme Baru Didiagnosis Saat Dewasa
Meski begitu, 93 persen keluarga dengan anak neurodiversity akan bepergian lebih sering apabila makin banyak pihak penyedia perjalanan bersertifikat untuk layanan autisme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.