Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Jaksa, Jejak Pariwisata Jakarta

Kompas.com - 05/10/2014, 13:45 WIB
JALAN Jaksa menyimpan catatan tentang kehidupan pariwisata di Jakarta. Sejak tahun 1969, kawasan ini sudah dikenal turis asing sebagai lokasi penginapan dengan tarif yang terjangkau. Seiring perkembangan kota, Jalan Jaksa yang semula merupakan gang, kini sudah berada di kawasan pusat Ibu Kota.

Yanu, pengelola Wisma Delima di Jalan Jaksa, masih ingat pengalaman beberapa tahun silam. Siang itu, seorang pria berkulit hitam dan berpakaian jas singgah ke hostel Wisma Delima di Jalan Jaksa, Jakarta Pusat. Pria ini menyapa Yanu yang sudah tidak ingat akan pria itu. Rupanya, Yanu dan Wisma Delima merupakan bagian dari memori berkesan bagi pria itu, 25 tahun sebelumnya.

”Wah, saya terkejut. Tidak menyangka dia masih ingat betul saya dan wisma ini. Dia juga ingat kamar tempatnya menginap, perubahan bentuk rumah ini, dan segala detailnya,” kata Yanu, beberapa waktu lalu.

Pria yang tidak diingat namanya itu semula merupakan mahasiswa yang berwisata ala backpacker ke Jakarta. Dia menginap di Wisma Delima. Siapa sangka, tamu itu menjadi pejabat. ”Dia datang dengan pengawalan protokol Kementerian Luar Negeri. Rupanya, pria ini merupakan tamu Wapres Megawati Soekarnoputri,” kata Yanu.

Kunjungan seperti ini menjadi salah satu pengalaman yang dirasakan ”orang lama” di Jalan Jaksa.

Dua kamar

Boy Lawalata, pemilik Wisma Delima, mengatakan, ayahandanya, Nathanael Lawalata, merintis penginapan bagi wisatawan asing tahun 1969. Awalnya, sejumlah tamu asing ingin bermalam di rumah mereka di Jalan Jaksa.

Karena bukan merupakan penginapan profesional, disediakanlah dua kamar untuk tamu asing. Setiap kamar diisi tiga ranjang susun. Tarif awalnya Rp 200 per orang per malam.

”Dulu, Jalan Jaksa belum seperti sekarang. Belum ada aspal. Jalan masih berbatu. Lebarnya hanya cukup untuk satu mobil, belum dua mobil seperti sekarang,” kata Boy.

KOMPAS.COM/TRI WAHYUNI Asphalt Art yang menjadi salah satu bagian dari Festival Jalan Jaksa 2013 menghiasi jalan sepanjang 400 meter, Jumat (23/8).
Nathanael, menurut Boy, merupakan perintis tempat penginapan di Jalan Jaksa. Belum ada orang lain yang tertarik untuk menyediakan penginapan bagi turis ”sandal jepit”. Bermodalkan kelancaran bahasa Inggris dan Belanda serta koneksi dengan biro perjalanan, Nathanael akhirnya bisa mendatangkan tamu asing ke Jakarta. ”Kami masih menjemput tamu ke Bandara Kemayoran di awal berdiri hostel ini,” kenang Boy.

Wajah berubah

Pada era 1980-an, Jalan Jaksa mencapai kejayaan. Ada sekitar 20 hostel di situ. Sejumlah kafe juga bermunculan. Jalan Jaksa tidak hanya menjadi tempat bagi turis asing, tetapi juga sudah menjadi tempat berkumpul ekspatriat di Jakarta.

Setelah tahun 1998, orang Indonesia mulai melirik Jalan Jaksa sebagai alternatif tempat penginapan. Sebelumnya, lokasi ini tidak dilirik sama sekali oleh pengusaha lokal.

Saat ini, jumlah hostel tersisa 14 saja. Sebagian hostel sudah berpindah tangan ke pemilik modal yang lebih besar. Sejumlah rumah warga dibeli dan dijadikan hotel besar. Sekitar lima tahun terakhir, minimarket yang merangkap restoran mungil mulai beroperasi 24 jam. Akibatnya, kehidupan di Jalan Jaksa ikut berputar 24 jam.

Mulai juga tumbuh tempat laundry kilat untuk melayani kebutuhan turis dengan waktu kunjungan singkat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Travel Update
Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Travel Update
Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Travel Update
Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Travel Update
Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Travel Update
Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Jalan Jalan
Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Travel Update
Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com