Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Keindahan Kota Muntok dari Masjid Jami'

Kompas.com - 18/09/2015, 17:34 WIB
Mentari Chairunisa

Penulis

MUNTOK, KOMPAS.com – Menjadi masjid tertua di Kota Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, membuat Masjid Jami’ memiliki daya tarik untuk disinggahi. Selain memiliki kisah menarik tentang sejarahnya, dari Masjid Jami’ pengunjung juga bisa melihat pemandangan cantik Kota Muntok melalui menara yang berada di lingkungan masjid.

Terletak di sebelah timur laut masjid, sebuah menara menjulang setinggi sekitar 30 meter. Menara tersebut merupakan salah satu bentuk perluasan kawasan Masjid Jami’ yang dilakukan pada tahun 2013 lalu.

Kala KompasTravel berkunjung ke sana belum lama ini, pengurus masjid pun mengizinkan untuk naik ke atas menara. Dari sana, pemandangan cantik Kota Muntok terlihat cukup jelas. Bangunan-bangunan tua berkumpul membentuk kerumunan dan terlihat pula dari kejauhan Pelabuhan Tanjung Kelian yang menjadi penghubung Pulau Bangka dengan Pulau Sumatera.

Dari atas menara, pengunjung juga bisa melihat Kelenteng Kong Fuk Miau yang berada persis di sebelah Masjid Jami’. Letak kedua tempat ibadah yang bersebelahan ini disebut-sebut menjadi simbol keharmonisan dan toleransi antar umat beragama di Muntok.

KOMPAS.com/Mentari Chairunisa Pemandangan Muntok dari menara Masjid Jami'
Meskipun kehadiran menara baru sekitar 2 tahun, namun Masjid Jami’ sendiri sudah ada sejak tahun 1883 silam. Dibangun pada masa pemerintahan H. Abang Muhammad Ali yang bergelar Tumenggung Karta Negara II, Masjid Jami’ hingga kini masih mempertahankan keaslian bangunannya.

Memiliki luas bangunan inti 15 x 15 meter, masjid yang didominasi warna putih ini memiliki atap masjid yang terdiri dari dua tingkat. Sekilas, bentuk atap ini menyerupai atap tumpeng yang ada pada masjid-masjid kuno di Pulau Jawa.

Bentuk bangunan masjid pun memiliki beragam kisah menarik. M. Najib Isa (62), selaku Humas Masjid Jami’ menuturkan pada masa pembangunan masjid ini, masyarakat bergotong royong tak hanya masyarakat muslim, namun juga masyarakat non-muslim yang kala itu banyak berasal dari etnis Tionghoa. Hal itu lantas membuat tiang-tiang penyangga Masjid Jami’ menyerupai tiang penyangga yang ada di Kelenteng Kong Fuk Miau. Sebanyak enam buah tiang penyangga berdiri di depan Masjid Jami’. Jumlah tersebut menurut Najib mencerminkan rukun iman umat Islam yang berjumlah enam rukun.

KOMPAS.com/Mentari Chairunisa Mihrab Masjid Jami' Muntok memiliki tiga buah jendela yang mencerminkan rakaat salat Maghrib
Di area mihrab, terdapat tiga buah jendela yang berarti jumlah rakaat dalam salat Maghrib. “Salat kan menghadap matahari terbenam (barat) dan salat Maghrib kan waktu matahari terbenam,” papar Najib.

Sementara di bagian depan masjid, terdapat dua buah jendela besar yang mencerminkan jumlah rakaat dalam salat Subuh.

“Pintunya ada lima, tiga di depan, terus kanan-kiri masing-masing satu. Itu melambangkan rukun Islam, ada lima,” lanjut Najib.

Memiliki beragam kisah menarik di balik kehadirannya, maka tak heran jika Masjid Jami’ ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya oleh pemerintah setempat. Karena itu, jika berkunjung ke kota di sisi paling barat Pulau Bangka ini, jangan lupa untuk mampir ke Kota Muntok dan kunjungi masjid tertua di kota ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Travel Update
Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Travel Update
Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Travel Update
Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Travel Update
Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Jalan Jalan
Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Travel Update
Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

Travel Update
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Travel Update
Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Jalan Jalan
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com