Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (95): Skeptis

Kompas.com - 15/12/2008, 07:54 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

Indiakah yang mengubah saya? Satu setengah bulan di negara ini membuat saya semakin susah mempercayai orang. Hati saya selalu dipenuhi curiga yang berawal dari kehati-hatian yang berlebihan.

Ini adalah sebuah kisah yang sangat biasa bagi backpacker yang berpetualang di India. Kisah sama yang diulang-ulang oleh ribuan orang – gangguan para calo, teknik tipu-tipu bus dan rickshaw, pedagang kaki lima yang agresif, orang-orang yang mata duitan. Ini adalah pengalaman sehari-hari yang menjadi kenangan betapa kerasnya mental yang diperlukan untuk bertahan hidup di India.
 
Saya mem-booking karcis bus menuju Bikaner, berangkat malam dari Jaisalmer dan sampai di kota di utara Rajashthan menjelang subuh. Sebuah teknik kuno untuk menekan pengeluaran akomodasi, dengan risiko mengorbankan stamina yang diperas habis-habisan di kendaraan.

Tetapi, stamina saya sudah habis bahkan sebelum naik bus. Bagaimana tidak, kalau untuk naik bus saja saya masih harus berjuang menghadapi orang-orang rakus yang mengincar setiap keping uang di dompet.

Berbekal tiket dari Hanuman Travels di Lapangan Hanumar di kota benteng Jaisalmer, saya langsung meluncur ke biro travel itu tepat pukul 8 malam.

          “Wah... tidak bisa ini,” kata pria yang duduk di kursi di pinggir jalan, “bus yang kamu tumpangi tidak jadi berangkat malam ini.”

Masalah. Seperti skenario film India, jangan kaget dengan masalah yang muncul tiba-tiba. Tak perlu kaget pula kalau solusinya pun muncul tiba-tiba.

          “Begini saja, jalan keluar paling gampang, kamu pindah ke bus lain. Saya bisa ganti tiket kamu kalau kamu bayar 50 Rupee lagi.”

Lagu lama. Serentetan masalah tak terduga muncul, dan penyelesaiannya cukup mudah – uang. Tetapi orang ini sungguh sembrono sekali dalam bermain teknik tipu-tipu. Saking nafsunya mengeruk keuntungan dari turis asing yang tampak bodoh, ia bahkan lupa menanyakan saya hendak ke mana dan sudah membayar harga karcis berapa.

Karena sudah kebal, saya hanya mengacuhkannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com