Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Mas Ubud Akan Jadi Desa Wisata

Kompas.com - 16/02/2010, 15:23 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Pemuka adat dan komponen pariwisata Desa Mas, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali berencana mengembangkan desa tersebut menjadi desa wisata yang berbasis budaya.

Wakil Presiden Federasi Asosiasi Pemandu Wisata Dunia, Nyoman Kandia di Desa Mas, Kabupaten Gianyar, Selasa (16/2/2010) mengatakan, pihaknya bersama pemangku kepentingan pariwisata dan tokoh desa setempat akan secara bersama-sama merancang mengembangkan desa wisata. "Kami akan merancang Desa Mas untuk dikembangkan jadi desa wisata, yang mana sejak zaman dulu desa ini telah terkenal dengan seni patung," katanya.

Dikatakan, warga Desa Mas yang menekuni profesi sebagai pematung mencapai 3.000 orang, baik patung berbahan batu cadas maupun dari kayu. "Pematung yang cukup terkenal dari Desa Mas adalah Ida Bagus Tilem. Dari keterkenalan seorang pematung itu menjadikan desa ini lebih kesohor ke mancanegera," katanya.

"Dengan potensi ini wisatawan yang berkunjung ke desa itu setiap harinya mencapai seribu hingga dua ribu orang," kata pria yang juga pemilik biro perjalanan wisata ini.

Oleh karena itu, kata dia, tokoh adat dan masyarakat setempat diajak bersama-sama membuat perencanaan untuk menjadikan desa ini sebagai desa wisata.

Ia memaparkan, strategi yang akan dilakukan adalah wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat seni budaya masyarakat di desa itu, diharapkan bisa menginap di rumah-rumah penduduk (home stay). "Kami sudah menjajaki pangsa pasar wisatawan yang tertarik untuk mengenal seni dan budaya yang lebih mendalam. Untuk itu perlu penyediaan sarana prasarana yang memadai. Artinya masing-masing rumah tangga yang siap dihuni turis itu harus memenuhi standar," ucap Kandia yang juga tokoh masyarakat Desa Mas.

Ia mengatakan, wisatawan mancanegara yang akan diundang itu nantinya akan tinggal di rumah-rumah penduduk dalam kurun waktu sepekan hingga tiga pekan atau sesuai dengan permintaan dari wisatawan tersebut. "Selama tinggal di sana, mereka akan diperlakukan seperti bagian dari keluarga sendiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya kalau tamu itu senang seni mematung, mereka akan diajarkan memahat patung," ujarnya.

Menurut Kandia, program desa wisata yang dirancang itu lebih mengarah pada pertukaran budaya, sehingga nantinya diharapkan warga dari Desa Mas juga diundang ke negara asal turis untuk hal yang sama.

"Dengan pengembangkan desa wisata diharapkan masyarakat setempat akan berpenghasilan dari wisatawan itu selama mereka menghinap di rumah penduduk," katanya.

Made Sudiana Bandesa, pemilik Galeri Bidadari menambahkan, ide pengembangan desa wisata di Desa Mas sudah sejak lama direncanakan, namun baru kali ini para tokoh desa dan pemangku kepentingan pariwisata bersiap untuk membangunnya.

"Desa Mas sangat memungkinkan untuk dikembangkan jadi desa wisata, karena lokasi ini sangat berdekatan dengan Desa Ubud. Kalau kita melihat sejarah Desa Ubud berkembang pesat seperti sekarang, dulunya berawal dari warga yang penyewakan home stay kepada wisatawan asing yang berkunjung ke desa tersebut," ucapnya.

Sudiana Bandesa mengatakan, untuk pengembangan desa wisata perlu dilakukan kajian mendalam mengenai kesiapan infrastruktur penunjang kepariwisataan Bali. "Untuk persiapan menggarap desa wisata itu, kami akan mendatangkan konsultan pariwisata dari Belanda," ucapnya.

"Selain itu, Rabu (17/2/2010) juga akan digelar workshop yang mempresentasikan kegiatan tahap awal untuk desa wisata tersebut," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Travel Tips
Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Hotel Story
 'Dubai, Anda Siap?': Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

"Dubai, Anda Siap?": Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

Travel Update
Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Update
Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com