Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jingok" Palembang dari Puncak Ampera...

Kompas.com - 14/03/2010, 07:33 WIB

KOMPAS.com - Rasanya tidak ada penduduk Palembang, Sumatera Selatan, yang belum pernah melewati Jembatan Ampera. Namun, pastinya tidak banyak yang pernah menaiki menara Jembatan Ampera. Padahal, dua menara Jembatan Ampera setinggi 60 meter itu bisa dinaiki meskipun butuh perjuangan dan keberanian.

Sejak bagian tengah Jembatan Ampera di Palembang yang diresmikan tahun 1965 itu tidak dinaik-turunkan lagi, praktis menara jembatan tak terawat. Selama hampir 40 tahun diabaikan. Sejak tahun 1973, kondisi menara Jembatan Ampera, baik di luar maupun di dalam, kotor.

Untuk mencapai puncak menara, tidaklah mudah. Saat Kompas berusaha menaiki puncak menara jembatan yang berada di sisi Seberang Ilir, Kamis (25/2) , bau pesing dan sampah bertebaran di kaki menara. Gelap dan pengap membayangi perjalanan mendaki lebih dari 230 anak tangga.

Penerangan hanya mengandalkan lampu hias yang tak membantu menerangi bagian dalam menara jembatan. Suasana yang demikian membuat kita harus berhati-hati.

Sampai di ruangan berdinding kaca di puncak Jembatan Ampera, kaca-kaca terlihat dalam kondisi pecah di beberapa bagian. Sampah sisa air minum kemasan dan kardus berserakan di mana-mana. Kursi tak terpakai pun bergelimpangan. Beberapa tanaman paku tumbuh subur di pinggir ruangan.

Di ruang atas itu ada keterangan tentang spesifikasi jembatan yang masih tertulis dalam bahasa Indonesia ejaan lama. Namun, tak semua bisa terbaca jelas. Sebagian huruf sudah kabur.

Untuk menuju atap menara jembatan, tidak ada tangga. kami harus bertumpu pada sebuah drum dan berpijak pada tali tambang untuk naik ke bagian yang berbentuk mirip plafon. Selanjutnya, menyusuri lubang dengan diameter sekitar 60 sentimeter untuk naik ke atas atap.

Segala penderitaan untuk mencapai puncak Jembatan Ampera terbayar setelah sampai di atap. Dari ketinggian itu, pemandangan Kota Palembang sangat indah. Suasana Palembang dan sekitarnya terlihat jelas, termasuk alur Sungai Musi.

Di Seberang Ilir, terlihat pabrik Pupuk Sriwidjaja, Pelabuhan Boom Baru, mal, hotel, Masjid Agung Palembang, dan Kantor Wali Kota Palembang, dengan menara leding yang khas. Di Seberang Ulu, terlihat kilang minyak Pertamina di Plaju dan Sungai Gerong, muara Sungai Komering, Stadion Gelora Sriwijaya, Pabrik Semen Baturaja, dan muara Sungai Ogan.

Menurut RM Amron, petugas perawat lampu hias Jembatan Ampera dari Dinas Penerangan Jalan Umum, Pertamanan, dan Pemakaman Kota Pelambang, bagian tengah jembatan itu tak lagi dinaik-turunkan sejak tahun 1973. Saat itu, dengan volume kendaraan yang masih rendah, kemacetan di setiap sisi jembatan bisa mencapai dua kilometer saat bagian itu dinaik-turunkan.

”Jika sekarang dinaik-turunkan untuk memberi kesempatan kapal lewat, bisa dibayangkan kemacetan yang akan melanda Palembang,” katanya.

Jingok (melihat) Palembang dari puncak Jembatan Ampera sungguh menyenangkan. Menikmati pemandangan dari puncak jembatan itu bisa menjadi obyek wisata baru, tetapi perjalanan ke puncaknya tentu harus dibuat nyaman. Selain itu, perlu dilengkapi papan informasi mengenai sejarah jembatan tersebut.(M Zaid Wahyudi dan Wisnu Aji Dewabrata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com