Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nias Tidak Hanya Sorake...

Kompas.com - 22/04/2010, 16:16 WIB

KOMPAS.com — Cerita perjalanan ini tak kan pernah usai. Nekat is my middle name. Yup! perempuan biasa yang nekat dan ngoyo untuk tetap bisa berpetualang yang di zaman sekarang bukan sesuatu yang aneh. Pertama kali datang ke Nias pertengahan tahun 2008, saat aku dapat kerjaan untuk ikut lesson learn program disaster risk reduction atau program pengurangan risiko bencana kantorku di Nias.

Pertama kali menjejakkan kaki di Nias, yang aku lihat adalah bandara kecil yang hanya bisa menampung pesawat-pesawat kecil sejenis pesawat capung. Hanya ada dua maskapai penerbangan yang melayani rute Medan-Gunung Sitoli (PP), yaitu Merpati Nusantara Airlines dan Riau Airlines. Kunjungan pertama enggak begitu sengsara karena dari bandara menuju ke kantorku di Jalan Yos Sudarso, Gunung Sitoli, aku dijemput dengan mobil kantor dan menginap di Hotel National (salah satu hotel yang cukup favorit di Gunung Sitoli dan cukup lengkap untuk kategori kota kecil).

Sampai di bandara harus rela menunggu bagasi cukup lama dan bersaing dengan papan-papan selancar milik peselancar yang tujuan utamanya adalah ke Pantai Sorake, Nias Selatan, yang merupakan surganya para peselancar. Cobalah datang ke sana pada bulan Juli-Agustus, dijamin, Anda bakal berjibaku dengan papan-papan itu untuk mengambil bagasi.

Perjalanan dimulai dari Bandara Binaka menuju ke kantor dengan melewati jalanan yang berhiaskan pepohonan kelapa dan birunya Samudra Hindia. Tatapan mata yang begitu sejuk menjadi sangat kontras saat memasuki kota, yang penuh dengan berbagai macam kendaraan, pejalan kaki, dan para penjual yang meskipun di pinggir jalan tetap saja membuat jalanan penuh sesak. Hal itu ditambah aroma tak sedap yang tiba-tiba tercium, saat sore menjelang dan ketika hujan mulai menyapa bumi, saat sedang menikmati hangatnya indomie telur dan segelas teh. Aroma itu antara bau sampah dan kotoran binatang. Namun, ternyata aku salah. Yang tercium dengan amat sangat ternyata adalah bau karet basah yang selesai disadap. Baunya lebih parah dari bau kotoran babi dan sapi.

Beberapa hari di Nias membuatku sempat melakukan perjalanan ke Lahusa, Nias Selatan, dan masalah kedua yang kuhadapi adalah WC. Kalau melakukan perjalanan ke pedalaman Nias, siapkanlah tisu basah karena WC itu sangat langka dan tidak semua rumah memiliki WC. Kalaupun ada, kategorinya tidak layak bagi orang yang biasa dengan kenyamanan. Sekali lagi aku menyumpah untuk tidak kembali menjejakkan kaki di Nias.

Namun, sumpah itu ternyata tidak berlaku. Pertengahan tahun 2009, kembali aku menjejakkan kaki di sana untuk lesson learn DRR Project yang diimplementasikan sama Caritas Sibolga. Nah, perjalanan kedua membuatku lebih beradaptasi, dan mulai santai karena sudah stres duluan akibat ketinggalan pesawat dari Banda Aceh ke Medan. Pada akhirnya, esok harinya (hari Minggu) setelah menjejakkan kaki di Bandara Binaka lagi, aku dan temanku langsung menaruh barang di hotel dan meluncur ke markas Caritas Sibolga, memulai perjalanan menembus perkebunan cokelat dan hamparan hutan yang membentang di sepanjang jalan menuju Nias Barat, membelah jalanan yang berbatu.

Berjalan kaki untuk menuju desa-desa di Nias adalah hal yang lumrah dan wajar bahkan harus menembus gelap. Beberapa wilayah memang belum tersentuh listrik, dan sarana air bersih masih kurang.

Perjalanan demi perjalanan telah terlalui di tanah Nias. Di balik bandara yang kecil, Merpati yang ingkar janji, dan sanitasi yang kurang, keindahan alam dan eksotisme wilayah Nias membuatku jatuh cinta. Nias tidak hanya Sorake dan lompat batu. Nias adalah Teluk Bangkuang, Nias adalah Onolimbu, Nias adalah Laira, Nias adalah Pulau Telo, Nias adalah Lahewa, Nias adalah lompat batu. Nias adalah Nias. Masih banyak tempat yang belum tereksplorasi di Nias. (Neena)

 

Artikel lainnya bisa dilihat di http://wisata.kompasiana.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com