Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seni-Budaya Bangkitkan Wisata Cirebon

Kompas.com - 13/12/2010, 12:47 WIB

CIREBON, KOMPAS - Ramainya kegiatan pentas seni dan budaya di wilayah Cirebon tahun ini menghidupkan wisata Cirebon dan sekitarnya. Kegiatan itu juga membuat hasil karya seniman-seniman tradisional mendapat apresiasi. Salah satu kegiatan seni dan budaya yang baru saja berlangsung adalah Festival Cirebon 2010.

Pergelaran seni yang berlangsung pada Sabtu (11/12/2010) menyambut HUT ke-641 Cirebon itu mengusung kembali berbagai kesenian khas pantura yang sudah jarang dipentaskan. Kesenian itu di antaranya rudat, singabarong, dan berokan.

Dalam festival itu kerajinan khas Cirebon, seperti topeng, seni lukis kaca, dan batik, juga diangkat dalam pameran kerajinan khas Cirebon di Lapangan Kebumen, Kota Cirebon.

Heru Purwanto, penyelenggara Festival Cirebon 2010, mengatakan festival tersebut memang sengaja mengangkat berbagai kesenian Cirebon dan kerajinan khas Cirebon untuk mempromosikan kota tersebut sebagai kota wisata. Menurut dia, Cirebon kaya akan kesenian dan budaya, tetapi selama ini belum tergali sepenuhnya. Dengan adanya Festival Cirebon 2010, kekayaan budaya akan lebih terangkat ke panggung dan diapresiasi banyak orang.

Sebelumnya, komunitas onthel yang didukung Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan wilayah III Cirebon juga berhasil mendatangkan wisatawan dari berbagai daerah di Nusantara. Lebih dari 500 pesepeda onthel datang untuk berwisata di kota tua Cirebon.

Amir Tsani, Ketua Cirebon Pencinta Onthel (Cepot), sengaja merayakan ulang tahun mereka yang ketiga dengan mengadakan festival onthel agar pesepeda onthel se-Nusantara datang ke Cirebon.

Dalam acara Pergelaran Budaya Ciayumajakuning dalam rangkaian Festival Onthel Nusantara, komunitas Cepot mencoba memperkenalkan kekayaan budaya dari Kabupaten Kuningan, Cirebon, Majalengka, dan Indramayu dalam sebuah pentas tari. Selain itu, pesepeda juga diajak mengelilingi daerah wisata Kota Cirebon, di antaranya dari Gedung Negara. Sultan Sepuh XIV bahkan ikut menyambut kedatangan pesepeda di keratonnya.

Infrastruktur

Pergelaran semacam festival memang bisa mengangkat potensi wisata untuk kemudian mendorong kemajuan ekonomi daerah. Iman Taufik, Direktur Yayasan Prima Ardiantana yang Oktober lalu mengadakan Festival Topeng Nusantara, menjanjikan akan mengagendakan secara rutin festival topeng tingkat daerah di Cirebon.

Menurut dia, festival yang diagendakan setiap tahun akan mendatangkan wisatawan serta memberikan kontribusi terhadap pendapatan pemerintah dan masyarakat. ”Bisnis hotel dan restoran jalan. Industri cendera mata pun akan berkembang. Seniman pun bisa hidup,” katanya saat ditemui di acara Festival Topeng Nusantara, Oktober lalu.

Namun, untuk mendatangkan wisatawan terus-menerus, perlu ada pembenahan. Pembenahan itu ialah di bidang infrastruktur. ”Dari Jakarta ke Cirebon saja butuh waktu 5 jam naik mobil. Kami juga sempat kesulitan mengajak duta besar naik kereta api karena mereka khawatir kereta api rawan kecelakaan,” katanya. (NIT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

    Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

    Travel Update
    Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

    Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

    Travel Update
    Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

    Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

    Hotel Story
    10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

    10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

    Jalan Jalan
    Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

    Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

    Travel Update
    Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

    Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

    Travel Update
    3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

    3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

    Travel Update
    Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

    Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

    Hotel Story
    iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

    iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

    Travel Update
    9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

    9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

    Jalan Jalan
    Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

    Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

    Travel Update
    6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

    6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

    Travel Tips
    Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

    Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

    Travel Update
    China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

    China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

    Travel Update
    Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

    Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com