Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teh Oolong Organik Banten

Kompas.com - 11/01/2011, 08:03 WIB

KOMPAS.com — Di tengah melepas kepenatan di sore atau sekadar penyemangat memulai hari di pagi hari, teh telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Meski demikian, secara sejarah teh berasal dari China sejak berabad-abad silam sebelum Masehi. Konon, mulanya seorang kaisar China mencoba minum teh saat daun teh tanpa sengaja jatuh ke dalam air panas yang akan diminumnya.

Jika Anda melintas di daerah Puncak, Jawa Barat, hamparan kebun teh jenis Camellia sinensis varietas Asammica akan memanjakan mata Anda. Beberapa produsen teh memang umumnya menggunakan jenis teh ini untuk menghasilkan teh hijau dan teh merah. Di dunia terdapat beragam jenis teh. Namun, ada beberapa jenis teh yang umum dijumpai, yaitu teh merah (di Barat sering disebut juga teh hitam), teh hijau, dan teh putih. Di Indonesia, teh merah adalah primadona.

Perbedaan teh merah, teh hijau, dan teh putih terletak pada pengolahannya. Setelah dipetik, daun akan mengalami proses oksidasi akibat terkena udara dan layu. Teh merah adalah teh yang mengalami 100 persen fermentasi atau oksidasi. Tingkat oksidasi teh hijau kurang dari 10 persen. Adapun teh putih sama sekali tidak mengalami proses oksidasi alias 0 persen. Pada pengolahan teh putih, setelah dipetik, pucuk daun teh tidak boleh terkena udara. Jadi, daun teh langsung ditempatkan di wadah tertutup.

Jenis lain adalah teh oolong. Teh ini mengalami proses oksidasi 20-40 persen. Proses ini akan membuat wangi dan rasa teh keluar dengan pas. Karena itu, teh oolong memiliki aroma khas. Hanya, teh oolong menggunakan jenis Camellia sinensis varietas Sinensis.

"Sebenarnya untuk teh hijau dan white tea juga harusnya pakai jenis teh ini, seperti di China. Tapi, di Indonesia, teh hijau dan white tea dibuat dari Asammica," kata Presiden Direktur PT Harendong Green Farm Alexander Halim.

PT Harendong Green Farm memproduksi teh oolong yang diberi nama Banten Tea. Oolong memang belum setenar teh merah yang biasa dikonsumsi masyarakat sehari-hari. Namun, sudah banyak kaum hawa yang menjadi penggemar teh oolong karena khasiatnya yang dapat membantu proses diet.

Kaum pria pun sudah banyak yang menyukai teh oolong karena khasiatnya beragam. Menurut Alexander, oolong memiliki antioksidan yang tinggi. Karena itu, meminum oolong secara berkala dapat menjaga keseimbangan darah dan menurunkan tekanan darah tinggi. Selain itu, teh ini dapat menurunkan kolesterol dan mencegah kanker.

Sebagian besar teh oolong yang dijual di mal dan supermarket adalah teh oolong impor dari Taiwan. Di Indonesia ada tiga perkebunan teh besar yang memproduksi teh oolong. Salah satunya adalah PT Harendong Green Farm. Namun, berbeda dengan kebun teh lain, PT Harendong Green Farm merupakan perkebunan teh pertama yang menghasilkan teh oolong organik. Di sini teh ditanam dan diolah secara organik. Layaknya teh oolong, Banten Tea menggunakan pucuk teh dan dua daun untuk menghasilkan teh terbaik.

"Berbeda dengan red tea yang biasa dijual di Indonesia, daun teh dipangkas sampai kira-kira sejengkal, lalu dicacah," papar Alexander.

Sementara teh oolong tidak menggunakan daun teh yang dicacah. Pengolahan yang berbeda memang menghasilkan teh berkualitas. Harganya tentu saja lebih mahal. Banten Tea dijual dalam kemasan 100 gram dan 250 gram.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Batu Jonggol Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Lokasi

Gunung Batu Jonggol Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Lokasi

Jalan Jalan
Ocean Park BSD City Tangerang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Ocean Park BSD City Tangerang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Scoot Terbangkan Pesawat Embraer E190-E2 Pertama

Scoot Terbangkan Pesawat Embraer E190-E2 Pertama

Travel Update
5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

Travel Tips
Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

Travel Update
4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

Travel Tips
KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Travel Update
Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Travel Tips
Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com