Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Jembatan Sewu, Jangan Sembarang Ngomong

Kompas.com - 17/07/2011, 07:27 WIB

SUBANG, KOMPAS.com - Ada yang menarik jika anda melintasi jembatan Sewu di jalur pantai utara. Terlihat sejumlah warga memegang sapu mengharapkan uang yang dilemparkan para penggendara yang melintasi Jembatan yang terletak tepat di perbatasan wilayah Subang dan Indramayu itu.

Pantauan tim Gowes Jurnalistik: Pantau Jalur Mudik Jakarta-Surabaya 2011, ada sekitar 15 orang yang menyebar di pinggir jembatan. Pengais rejeki itu sebagian besar didominasi oleh anak-anak, namun ada juga remaja hingga paruh baya.

Dengan memakai kaos yang dililitkan di kepala untuk melindungi dari terik matahari, mereka tampak seperti tengah membersihkan jalan sambil menunggu derma dari pelintas jembatan tersebut. Tak ada raut takut akan tertabrak oleh kendaraan yang sedang berlalu lalang.

Ketika, beberapa logam atau lembaran rupiah dilemparkan dari balik jendela mobil, wooss!! Dengan sigap mereka berebut satu sama lain untuk memungut 'rejeki' itu. "Lima ribu, lumayan Mas," tutur Junaidi (28), seusai mengambil recehan itu.

Junaidi menuturkan, sudah menjadi kebiasaan bagi pengemudi yang tahu, untuk melempar uang receh saat melintasi jembatan. Menurutnya, ada semacam kepercayaan warga setempat, yaitu dengan melempar uang di Jembatan Sewu akan membawa berkah bagi si pelempar.

"Kalau mereka melempar uang, diyakini nanti keinginannya itu akan terkabul. Atau mungkin saja, ada orang yang nazar agar mereka selamat dalam perjalanan, atau ingin anak-anaknya sukses," tutur Junaidi yang mengaku per hari bisa mendapat penghasilan Rp 10.000 hingga Rp 15.000 itu dari pekerjaannya itu.

Lebih lanjut, Junaidi menceritakan asal muasal munculnya kegiatan saweran tersebut. Menurut keterangan para leluhurnya, jauh sebelum jembatan itu dibentuk, di bawahnya dialiri kali yang dipenuhi siluman buaya. Konon, beberapa warga yang ingin menyebrangi sungai itu dengan getek, seringkali tidak selamat karena terjatuh. Tak jelas alasan mengapa mereka sampai terjatuh.

"Setelah itu, ada dua saudara yang bernama Saida dan Saini. Mereka berniat untuk melintasi sungai itu, dan bernazar, jika berhasil melewati sungai itu, mereka akan memberikan sesembahan seperti ayam, atau bebek. Dan akhirnya mereka berhasil, nah semenjak itu, orang selalu percaya dengan melemparkan sesembahan ke Kali Sewu agar dapat selamat," ungkap Junaidi.

"Tetapi kalau dulu pakai ayam, bebek, sekarang pakai uang receh ini," imbuhnya.

Cerita sama datang dari Fadoli (27). Warga Desa Sukra, Kapubaten Indramayu ini mengatakan, seringkali beberapa pengemudi kendaraan mengalami kejadian aneh usai melintasi jembatan Sewu. Hal itu terjadi karena keluhan para pengendara mengenai keberadaan para 'pencari receh' itu di pinggir jalan. "Banyak yang kesurupan kalau lewat jembatan ini (bersikap) ga sopan. Bahkan, ngusirnya itu susah, sampe bawa dokter juga ga mampu. Akhirnya keluarga mereka sendiri yang menyerahkan sesajen ke kali Sewu. Habis itu baru bisa sadar lagi," kata Fadoli.

"Jadi kalau mau ngasih ya ngasih, kalau engga ya engga. Padahal, mereka juga kan engga maksa minta uangnya. Yang penting jangan ngomong sembarangan lah kalau lewat Jembatan Sewu," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, Mulai Rp 190 RIbu

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, Mulai Rp 190 RIbu

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

Travel Tips
Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com