Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingat Danau Kelimutu, Ingat Burung Garugiwa

Kompas.com - 01/10/2011, 02:47 WIB

Danau triwarna Kelimutu di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu ikon kuat pariwisata di provinsi ini. Ada yang bilang, bagi siapa pun yang berkunjung ke Ende atau Flores, kalau belum pernah melihat Danau Kelimutu seakan tak lengkap, atau belum ”diakui” menginjakkan kakinya di daerah ini.

Danau Kelimutu yang terletak 54 kilometer sebelah timur dari kota Ende memang mempunyai pesona alam yang menakjubkan, yang mampu menggelitik hati dunia hingga membuat banyak wisatawan domestik dan mancanegara penasaran ingin mengunjunginya. Catatan pihak Taman Nasional (TN) Kelimutu, jumlah pengunjung selama periode 2005-2010 mencapai 93.737 orang.

Yang paling dicari tentunya fenomena air kawah danau di kawasan pegunungan 1.690 meter di atas permukaan laut (dpl) itu, yang selalu berubah dari waktu ke waktu, dan uniknya perubahan warna tak bisa diprediksi.

Saat Kompas mengunjungi danau ini pada 7 September 2011, warna tiga danau boleh dikatakan nyaris seragam, hijau!

Air kawah Danau Tiwu Nua Muri Koo Fai, yang letaknya bertetangga dengan Tiwu Ata Polo, berwarna hijau muda kebiru-biruan, sedangkan Tiwu Ata Polo berwarna hijau tua. Sebelumnya, warna air Tiwu Ata Polo (Desember 2008) adalah coklat tua kehitaman.

Air kawah danau Tiwu Ata Mbupu—satu lainnya—pernah selama seminggu pada Oktober 2009 berubah warna menjadi hijau muda, kemudian berubah lagi sampai saat ini menjadi hijau lumut kehitaman.

Daya tarik lain danau ini juga dipandang keramat atau memiliki nuansa magis yang kental. Karena, masyarakat etnik Lio Ende meyakini kawasan Danau Kelimutu sebagai kampung arwah leluhur mereka, sebagaimana makna kelimutu: keli (gunung) dan mutu (berkumpul).

Mereka meyakini pula perubahan warna air kawah danau ibarat radar yang memberikan informasi awal akan terjadi sesuatu yang besar di negeri ini. Sebagai contoh, pada Mei 1997 terjadi perubahan warna. Air Danau Tiwu Ata Polo dari coklat dan hijau tua menjadi merah hati, Tiwu Ata Mbupu dari coklat tua dan hitam berubah menjadi hijau kecoklatan, sedangkan Tiwu Nua Muri Koo Fai dari biru dan hijau muda berubah menjadi putih telur asin. Fenomena itu lalu dikaitkan sebagai tanda perubahan besar kejadian tahun 1998, yakni tumbangnya rezim Orde Baru.

Kalangan ilmuwan dan peneliti berpendapat, perubahan warna air Danau Kelimutu disebabkan oleh faktor kandungan kimia berupa garam besi dan sulfat, mineral lain, tekanan gas aktivitas vulkanik, dan sinar matahari.

Namun, apabila pengunjung dari jauh datang ke Ende hanya melulu melihat panorama danau, boleh jadi mereka akan cepat jenuh. Syukur ternyata ada fauna penghuni Danau Kelimutu yang tak kalah menarik. Tubuhnya mungil, seekor burung, dan secara lokal biasa disebut garugiwa atau anake soko (Pachycephala nudigula nudigula Hartert). Nama umum burung ini adalah Kancilan Flores—dalam bahasa Inggris bare-throated whistler—yang merupakan burung endemik Flores.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

Jalan Jalan
5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

Travel Tips
Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com