Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambang Ilegal Marak

Kompas.com - 16/01/2012, 04:06 WIB

Katingan, Kompas - Maraknya penambangan emas tanpa izin di sejumlah sungai di Kalimantan Tengah menyebabkan pendangkalan dan mengganggu transportasi. Aktivitas ilegal di Sungai Katingan, Rungan, dan Kahayan itu juga merusak biota perairan sekitarnya.

Di Sungai Katingan, Kabupaten Katingan, misalnya, dari Kecamatan Tumbang Samba hingga Kecamatan Sanaman Mantikei yang berjarak sekitar 120 kilometer (km), Minggu (15/1), terlihat sedikitnya 25 tempat penambangan emas. Jumlah mesin pengeruk batu di setiap tempat umumnya mencapai lima unit.

Hasil kerukan kemudian disalurkan ke wadah pengayak. Lokasi-lokasi bekas penambangan di tengah sungai menghasilkan tumpukan kerikil. Para pengemudi perahu yang menyusuri Sungai Katingan beberapa kali harus bersusah payah menghindari tumpukan kerikil tersebut.

Penambangan emas tanpa izin juga terlihat di Sungai Rungan yang termasuk Kota Palangkaraya. Di Kelurahan Palangka, misalnya, terlihat beberapa tempat petambang berupa pondok dari kayu di atas sungai. Jumlah pekerja di setiap tempat rata-rata lima orang.

Gubernur Kalteng Teras Narang mengatakan, penambangan tanpa izin di Rungan menyebabkan pendangkalan alur sungai, mengganggu kelancaran arus transportasi air, dan berpotensi merusak dan mencemari lingkungan hidup. Karena itu, Pemerintah Kota Palangkaraya sudah diinstruksikan untuk menertibkan penambangan.

Berdasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangkaraya, di sepanjang Sungai Rungan yang termasuk wilayah Palangkaraya terdapat 74 penambangan tanpa izin. Penambangan itu tersebar di Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya hingga, Kelurahan Kanarakan, Kecamatan Bukit Batu.

”Januari ini, kami sudah mengirimkan surat kepada Wali Kota Palangkaraya untuk menginstruksikan penertiban,” katanya.

Kegiatan tersebut juga marak di Sungai Kahayan. Berdasarkan data Badan Lingkungan Hidup Kalteng, konsentrasi partikel tanah yang ditunjukkan dengan residu tersuspensi di Kahayan bisa mencapai 252 miligram (mg) per liter, jauh melebihi jumlah yang wajar, maksimal 50 mg per liter.

Berdodi (38), pemandu wisata yang menumpang kelotok menyusuri Sungai Katingan, mengatakan, penambangan emas tanpa izin mengganggu pemandangan. ”Para turis yang menjelajahi Sungai Katingan mempertanyakan penambangan emas tersebut.

Sementara itu, di tepi sungai yang sudah ditinggalkan petambang terbentuk semacam tebing tanah gundul yang mudah longsor. Tanah yang terkikis dari tebing tersebut kemudian hanyut ke Sungai Katingan dan menambah dangkal serta kekeruhan air.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangkaraya Penyang Kondrat mengatakan, penambangan ilegal dapat menyebabkan biota sungai mati karena ditarik alat pengisap air.

Sejak pertengahan tahun 2011, penertiban sudah dilakukan dan akan terus diintensifkan. Penanganan dilakukan dengan menyiapkan lahan untuk pertambangan rakyat di darat. Lahan itu tersebar 15 lokasi di Kecamatan Rakumpit. (BAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com