Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu McLenin's di Lapangan Merah

Kompas.com - 10/02/2012, 15:58 WIB

LAPANGAN Merah, Moskwa, tampak putih. Ia berselimut salju musim dingin pada pertengahan Januari lalu. Namun, ribuan orang dari berbagai kebangsaan datang untuk melihat tempat bersejarah di negeri bekas Uni Soviet itu.

Lagu ”Wind of Change” dari band Scorpions itu seperti mengalun di Lapangan Merah, Moskwa, Rusia, Senin (16/1/2012) malam lalu. Lewat lagu yang mulai populer pada tahun 1991, Scorpions mencatat era perubahan dan keterbukaan Rusia pada akhir era 1980-an.

Scorpions dalam lagu balada itu kira-kira mengatakan: ”angin perubahan menerpa langsung ke wajah sang waktu. Ia bagaikan badai yang akan menggemakan lonceng kebebasan...” Pada bagian lain ”Wind of Change” yang dilantunkan vokalis Klaus Meine itu mencatat, ”The world is closing in/ Did you ever think/ That we could be so close, like brothers...” Rusia, Lapangan Merah, telah menjadi tempat orang dari berbagai bangsa bertemu, akrab bagai saudara.

Suasana yang digambarkan dalam ”Wind of Change” itu memang terasa di Lapangan Merah. Tempat-tempat sekitar Lapangan Merah yang di era Perang Dingin terasa angker dan wingit itu kini menjadi tempat kunjungan turis. Lokasi di sekitar Lapangan Merah, seperti Katedral Basil, Kremlin, dan Makam atau Mausoleum Lenin dan Lapangan Merah itu sendiri menjadi ajang untuk berfoto-foto.

Setiap bangunan dan patung-patung di sekitar Lapangan Merah itu menyimpan sejarah panjang negeri yang dulu disebut sebagai Uni Soviet. Kremlin yang berada di sisi barat Lapangan Merah merupakan benteng besar yang dibangun pada abad ke-15. Kremlin kemudian menjadi simbol pusat kekuasaan Soviet.

Di lapangan berlantai batu itu tentara Soviet dulu berparade merayakan Hari Buruh atau perayaan Revolusi Oktober. Setelah angin perubahan datang, orang bisa menyaksikan konser rock di sana. Band Linkin Park, Roger Waters, Paul McCartney, dan Scorpions pernah menggelar konser. Bahkan, Shakira bisa menggeletar di sana. Pada musim dingin seperti bulan ini, sebagian dari Lapangan Merah menjadi tempat kaum muda bermain ski. Ada bangunan nonpermanen berupa arena es (ice rink). Mereka asyik bermain di malam dingin persis di hadapan Makam Lenin.

Di sisi berseberangan dengan Kremlin tampak gemerlap megah pusat belanja mewah (dan mahal) yang bernama GUM, singkatan dari bahasa Rusia yang artinya kira-kira toko besar penjual segala keperluan. Kini merek-merek terkenal di dunia ada di department store sepanjang 250 meter yang dibangun pada awal 1890-an itu.

Lenin, AK, Vodka

Pusat belanja mewah itu seperti melelehkan kesan angker Kremlin dan Lapangan Merah. Begitu angker dan seramnya kesan negeri itu dulu, sampai ada julukan negeri ”Beruang Merah”. Kesan seram itu juga dilawan oleh budaya pop. Ada desain kaus bergambar Beruang Merah bertuliskan ”I’ve been to Russia, there are no bears”.

Vladimir Ilyich Lenin (1870-1924), tokoh revolusi Bolsheviks 1917 yang dulu terkesan ”seram”, setelah era keterbukaan telah menjadi bagian dari pop culture, budaya pop berupa kaus. Di pasar-pasar suvenir di Moskwa, termasuk di sekitar Lapangan Merah. Pada sebuah T-shirt terpampang wajah Lenin di bawah logo yang mengingatkan pada logo McDonald’s, warung burger yang ada di mana-mana itu. Di bawah logo itu tertulis McLenin’s—perhatikan huruf S di belakang nama Lenin yang seakan meniru S pada McDonald’s.

Rusia mengomodifikasikan ikon-ikon negeri lewat T-shirt yang menjadi suvenir dan dijual di sekitar Lapangan Merah. Selain Lenin, ikon yang terpampang pada kaus itu antara lain Kalashnikov senapan buatan Mikhail Kalashnikov yang populer sebagai AK.

Kemudian Vodka yang ditulis dengan warna biru dengan tipologi huruf yang mengingatkan pada produk ponsel Nokia. Tag line atau semboyan dagang Nokia pun dipelesetkan menjadi ”Vodka Connecting People”. Ada juga yang agak nakal. Dengan gaya sok peduli lingkungan, ada kaus yang mengusung tema hemat air: ”Save Water, Drink Vodka” di atas tulisan itu terpasang gambar botol Vodka yang meneteskan air. Suvenir kaus itu dijual dengan kisaran harga 180 rubel, atau sekitar Rp 54.000.

Lapangan Merah seperti mengajak orang menertawakan—dan merenungkan—sejarah masa lalu. Dan kini di Lapangan Merah, seperti disebut lagu ”Wind of Change” terlihat, ”.. the children of tomorrow share their dreams...” (Frans Sartono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com