Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mutiara Makin Jadi Daya Tarik NTB

Kompas.com - 26/06/2012, 06:23 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Mutiara menjadi ikon Nusa Tenggara Barat (NTB). Wakil Gubernur NTB, Badrul Munir, mengatakan daya pikat mutiara dapat menjadi andalan NTB untuk menarik kunjungan wisatawan ke Lombok dan Sumbawa.

"Kami ingin jadikan lokasi-lokasi budidaya mutiara yang tersebar di 24 lokasi di NTB menjadi salah satu daya tarik wisata yang menjanjikan," tutur Badrul saat jumpa pers Lombok Sumbawa Pearl Festival (LSPF) 2012 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (25/6/2012).

Jadi, kata Badrul, tidak hanya untuk melihat mutiara dan proses mutiara dirakit menjadi perhiasan. Ia menambahkan, NTB memiliki garis pantai sepanjang 233 kilometer untuk budidaya mutiara dan juga pariwisata.

"Kalau di Jepang, lokasi budidaya mutiara juga dipakai untuk daya tarik wisata," ungkapnya.

Apalagi, lanjut Badrul, pantai-pantai di NTB tidak dicemari oleh aliran sungai dan tidak tercampur mutiara sehingga mutiara dapat dibudidayakan di segala musim. Seperti diungkapkan Bambang Setiawan dari Asosiasi Budidaya Mutiara, kualitas mutiara NTB sudah sangat baik. Bahkan, kualitas mutiara Australia dan Filipina jauh di bawah mutiara NTB.

"Kualitas yang terbaik dari NTB, semua diekspor," kata Bambang.

Diplomasi mutiara

Kerang mutiara di NTB umumnya berjenis Pinctada Maxima yang menghasilkan mutiara laut selatan yang menjadi primadona mutiara. Di NTB terdapat 27 jenis warna mutiara dengan tiga warna unggulannya, yaitu bronze, metal, dan emerald emas kehijauan. Keunikan warna tersebut didapatkan karena NTB menjadi tempat bertemunya persebaran spesies kerang berbibir kuning atau emas yang berada di Palawan dan Filipina dengan kerang berbibir putih di Papua hingga Australia.

Oleh karena itu, Badrul berharap, mutiara akan berkembang menjadi industri kreatif di NTB. Selain itu, potensi ini dapat pula dikembangkan sebagai "diplomasi mutiara".

"Dengan diplomasi mutiara ini, bagaimana membangun hubungan antara perdagangan, pemerintah, sosial budaya, pariwisata, dengan mengemas mutiara sebagai ikonnya," tutur Badrul.

Salah satu cara promosinya adalah melakui LSPF 2012 yang akan berlangsung pada 29 Juni – 1 Juli 2012. Pada festival tersebut akan berlangsung acara lelang dan penjualan mutiara.

Menurut Badrul, nilai transaksi saat festival mengalami peningkatan signifikan. Transaksi selama LSPF 2010 mencapai 47.425 Dolar AS, sedangkan transaksi di 2011 senilai 96.000 Dolar AS. Sementara tahun ini, transaksi ditargetkan mencapai 120.000 Dolar AS.

"Secara keseluruhan transaksi mutiara di NTB mengalami peningkatan dari 2010 ke 2011, hampir 200 persen. Januari sampai Mei 2012 ekspor mutiara NTB kurang lebih setengah ton. Ini ada dampak juga dari Pearl Festival," jelas Badrul.

Adapun festival mutiara bertajuk Lombok Sumbawa Pearl Festival (LSPF) kembali akan digelar di Hotel Lombok Raya Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tahun ini menjadi kali ketiga penyelenggaraan LPSF yang berlangsung sejak 2010.

LSPF 2012 diselenggarakan oleh Kemenparekraf bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) serta didukung Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia. Selama festival berlangsung, panitia akan menggelar serangkaian acara meliputi pameran, lelang, dan panen mutiara, fashion show, pentas seni budaya, pemilihan Puteri Mutiara 2012, serta aneka lomba seperti fotografi, mewarnai, kreasi jilbab, dan lainnya.

Selain menjadi destinasi pariwisata unggulan Provinsi NTB, Lombok-Sumbawa juga sebagai sentra perdagangan mutiara terbesar di Indonesia. Produk mutiara hasil budi daya para petani mutiara dari Indonesia diekspor ke berbagai negara produsen perhiasan mutiara dunia seperti New York (Amerika Serikat), Tokyo (Jepang), Jenewa dan Zurich (Swiss), serta Milan (Italia).

Selama berlangsungnya LSPF 2012 juga akan diselenggarakan acara lelang mutiara. Tahun ini pihak panitia menargetkan nilai transaksi sebesar 120.000 Dolar AS dan diikuti 20 buyers lokal dan internasional, antara lain dari Perancis, Hongkong, Jepang, Singapura, Filipina, dan Tahiti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com