Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentawai Didominasi Turis Asing

Kompas.com - 13/04/2013, 13:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mentawai, Desti Seminora, mengatakan bahwa alam Mentawai mampu menarik turis asing untuk datang.

"Mentawai sangat diminati oleh wisatawan mancanegara," ujar Desti saat jumpa pers "Mentawai International Pro Surf 2013" di Jakarta, Kamis (11/4/2013).

Bahkan, berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mentawai, lebih banyak jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung setiap tahunnya ke Mentawai dibandingkan wisatawan nusantara (wisnus).

Tercatat, pada tahun 2010 wisman yang datang sebanyak 3.847 orang, kemudian meningkat menjadi 4.010 orang pada tahun 2011 dan 4.560 orang pada tahun 2012. Bila dibandingkan dengan wisnus yang datang  sebanyak 268 orang pada 2010, 120 orang pada 2011, dan 230 pada 2012.

"Wisatawan yang datang ke Mentawai adalah wisatawan yang akan selalu dan selalu datang lagi, bahkan membawa keluarga," tutur Desti.

Menurutnya, wisman yang datang kebanyakan berasal dari Australia, Amerika, Brasil, Selandia Baru, Jepang dan Perancis. Meski, tambahnya, pada tahun 2010 lalu Mentawai pernah diterjang gempa dan tsunami, hal ini tak menyurutkan minat wisatawan yang datang.

"Pada tahun 2010 kena gempa dan tsunami tetap saja meningkat," ungkapnya.

Ia menambahkan sebagian besar wisman yang datang ke Mentawai bertujuan untuk melakukan olahraga selancar. Hampir 84 persen wisman yang datang ke Mentawai, lanjut Desti, adalah peselancar.

"Sebelas persen dengan tujuan adventure (petualangan), wisata alam, dan budaya. Lima persen lagi untuk riset, Eropa biasanya," katanya.

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com