Untuk mendatangkan wisatawan baik dari dalam dan luar negeri, pelayanan transportasi udara ikut menentukan. Kalau menuju Lombok, wisatawan bisa langsung terbang dari Jakarta, Surabaya, Denpasar, bahkan menggunakan penerbangan langsung dari Singapura, Malaysia dan Australia. Namun untuk menuju Banyuwangi, wisatawan harus terbang ke Surabaya terlebih dahulu, lantas ganti pesawat melanjutkan penerbangan ke Banyuwangi.
Lima tahun lalu, wisatawan yang hendak menuju Banyuwangi harus menempuh jalur darat dari Surabaya dengan waktu tempuh 7-8 jam atau dari Denpasar 3-4 jam. Untuk wisatawan yang memiliki waktu libur pendek, datang ke Banyuwangi sangat tidak efisien untuk berwisata. Namun sekarang, kendala waktu itu sudah dipangkas dengan penerbangan dari Surabaya-Banyuwangi sekitar 45 menit.
Enggar benar. Pariwisata Banyuwangi kini mulai dikenal wisatawan. Hotel-hotel dibangun, berbagai festival digelar, jalan-jalan menuju destinasi wisata diperbaiki, kesenian tradisional digalakkan, restoran mulai tumbuh dan perekonomian rakyat lewat kuliner dan suvenir pun turut berkembang.
Saat ini baru satu maskapai penerbangan yakni Wings Air yang menerbangi rute Surabaya-Banyuwangi (pulang-pergi) dan itu pun baru satu kali sehari. Azwar pun mengajak Garuda Indonesia terbang ke Banyuwangi. Gayung pun bersambut. Kamis, 2 Januari 2014, pesawat ATR 72-600 Garuda Indonesia mendarat dengan mulus di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, setelah terbang sekitar 2,5 jam dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.
Ikut terbang dalam ferry flight tersebut Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Garuda Indonesia Erik Meijer dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Tak ketinggalan, Erik juga membawa sang istri, Maudy Koesnaedi ke Banyuwangi.
"Masuknya Garuda Indonesia ke Banyuwangi semakin mempermudah aksesibilitas. Berarti (nantinya) ada dua maskapai yang terbang reguler, yaitu Wings Air dan Garuda Indonesia. Aksesibilitas ini penting untuk mengundang wisatawan dan investor sehingga ekonomi lokal bergerak," kata Anas.
Bupati mengatakan, aksesibilitas adalah kunci untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi daerah. "Makin banyak maskapai masuk Banyuwangi menunjukkan ekonomi daerah kami bergerak maju, ditopang sektor agribisnis, pariwisata, dan industri," tuturnya.
"Pasar rute Surabaya-Banyuwangi menjanjikan, baik untuk segmen pebisnis maupun wisatawan. Kami juga melihat penerbangan yang sudah menggarap rute Banyuwangi selalu penuh penumpang," kata Erik.
Menurut Erik, potensi Banyuwangi membuat Garuda semakin bersemangat terbang ke kota di ujung timur Pulau Jawa ini. Apalagi selama penerbangan Jakarta-Banyuwangi, Bupati Banyuwangi sangat intens memperlihatkan potensi Banyuwangi, baik dari segi ekonomi maupun pariwisata. Bahkan Anas memperlihatkan video keelokan alam Banyuwangi kepada Erik dan Maudy, pemeran Zaenab dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan ini.
Banyuwangi mempunyai beragam destinasi menarik untuk menarik wisatawan, seperti Kawah Ijen, Pantai Pulau Merah, Pantai Plengkung, Teluk Hijau, hingga perkebunan yang dikonsep agro-tourism. "Saya melihat promosi wisata Banyuwangi makin gencar, sehingga daerah ini menjadi favorit wisatawan. Itulah yang menyebabkan kami terbang ke Banyuwangi," ujar Erik.
Lantas Anas memaparkan, perkembangan penumpang pesawat di Bandara Blimbingsari cukup menjanjikan. Pada 2011 jumlah penumpang di Bandara Blimbingsari adalah 7.000 orang. Pada 2012 terjadi lonjakan penumpang hingga 24.000 orang. Pada 2013 meningkat menjadi 44.000 orang.
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, mulai 2014 akan dibangun terminal baru seluas 3.500 meter persegi. Panjang landasan pacu (runway) telah diperpanjang menjadi 1.800 meter. Tahun ini tingkat ketebalan landasan akan ditingkatkan sehingga bisa didarati pesawat Boeing 737.
Bandara hijau, tambah Anas, selaras dengan konsep ekowisata yang dikembangkan Banyuwangi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.