Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Martha, Desa Takpala, dan Keindahan Alor

Kompas.com - 12/03/2014, 17:11 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lepas dari Jayapura di Papua, Ramon dan tim 100 Hari Keliling Indonesia (100 HKI) Kompas TV yang sedang dalam misi keliling nusantara singgah di Ambon, Maluku. Di kota berjuluk Ambon Manise ini, pemandu acara 100 HKI, Ramon Y Tungka, teringat akan sosok pejuang wanita Martha Christina Tiahahu.

"Dia pemberani dan semangat berjuang. Untuk menghargai jasa dan pengorbanannya. Pemerintah RI mengukuhkan Martha sebagai pahlawan nasional pada tahun 1969," ujar salah satu anggota tim 100 HKI, Tanti Malasari.

Tak lama tim berada di ibu kota Maluku ini, kemudian mereka bergeser ke selatan, menuju Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). "Menggunakan kapal Pelni KM Pangrango, Ramon melakukan perjalanan selama 4 hari dengan rute Ambon-Saumlaki-Tepa-Leti-Kisar-Kupang," kata Tanti.

ARSIP KOMPAS TV Tugu Kota Kalabahi, Alor, yang dikenal sebagai
Namun bukan Kupang sebenarnya tujuan Ramon dan tim di NTT, melainkan sebuah kepulauan yang diklaim memiliki kecantikan biota bawah laut kedua di Indonesia yakni Alor. Untuk menuju Alor, tim harus menggunakan pesawat perintis karena kapal dengan rute Kupang-Kalabahi yang merupakan ibu kota Alor, baru ada satu minggu kemudian.

Tanti pun menuturkan, persinggahan tim ke Alor ini tepat merupakan hari ke-100 perjalanan tim. Ini menandakan bahwa belum mungkin bisa mengelilingi bumi nusantara dalam kurun waktu hanya 100 hari. Hal ini terkait berbagai hambatan di antaranya kesiapan infrastruktur di berbagai daerah.

"Tepat hari ke-100 Ramon tiba di Alor. Memang tak bisa dipungkiri bahwa faktanya Ramon tidak mampu menggenapi 100 hari untuk mengelilingi Indonesia. Faktor utama adalah transportasi, ketidakcocokan jadwal dan cuaca," kata Tanti.

ARSIP KOMPAS TV Gerbang masuk Desa Takpala, Alor
Berada di Alor, Ramon menuju Museum 1.000 Moko yang menyimpan banyak sejarah Alor, untuk kemudian selanjutnya mengunjungi Desa Takpala. Desa Takpala merupakan kediaman Suku Abuy, suku terbesar di Alor. Namun sayang, di desa ini tinggal tersisa para tetua lantaran pemuda desa telah keluar dari desa untuk merantau.

"Ada yang lucu di sini, Ramon sempat ditahan untuk tidak masuk ke dalam desa karena penduduk sedang bersiap-siap untuk menyambut kedatangan Ramon karena warga masih pada baru pulang dari bekerja he-he-he," ujar Tanti.

Setelah dipersilakan masuk ke dalam desa, kedatangan tim disambut oleh warga dengan Tari Lego. Lego ditarikan dengan membentuk lingkaran yang mempunyai makna satu, yakni siapa pun yang datang ke Takpala dianggap bersaudara.

ARSIP KOMPAS TV Keindahan bawah laut di Alor, Nusa Tenggara Timur.
Di Alor tak lengkap rasanya tanpa mengunjungi keindahan bawah laut. Spot-spot menyelam di Alor telah diakui oleh penyelam di seluruh dunia, salah satunya adalah laut Alor. "Laut Alor memiliki suju yang rendah, jadi jika ingin diving di sini harus menggunakan baju selam yang lebih tebal," kata Tanti.

Kelar menyelam, Ramon sempat bertemu dengan Rob Rama Rambini. Ia adalah pria pertama asli Indonesia yang berlayar dari California, Amerika Serikat untuk berlabuh di Pulau Bali. Dengan tekad bulat dan persiapan yang matang, Rama menempuh perjalanan sejauh 18.000 kilometer lebih dalam waktu 10 bulan 27 hari. Dia meninggalkan pantai Oakland, California menuju Hawai, lalu lanjut membelah Samudra Pasifik, melewati Coral Sea, perairan antara Australia Papua Nugini, Maluku, Alor, Lombok dan akhirnya tiba di Bali.

ARSIP KOMPAS TV Ramon Y. Tungka berbincang bersama Rob Rama Rambini, pria Indonesia pertama yang berlayar dari California, Amerika Serikat hingga Pulau Bali.
Perbincangan tersebut memberi Ramon semangat baru untuk menuntaskan perjalanan dan memotivasi menjaga semangat melanjutkan perjalanan dalam misi berkeliling Indonesia sampai akhirnya kembali ke titik awal di Jakarta.

Kisah Ramon dan tim dari Papua hingga sampai di bagian selatan Indonesia, Pulau Alor akan diceritakan pada program 100 HKI. Program ditayangkan di Kompas TV setiap Rabu pukul 20.00 WIB dan ditayangkan ulang pada Minggu pukul 14.00 WIB.

Selain menyajikan panorama alam Indonesia, tayangan juga mengulas dinamika masyarakat, sosial, dan budaya serta kendala infrastruktur yang ditemui selama perjalanan. Beberapa kisah menarik lainnya, telah ditayangkan di rubrik Travel Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com