Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Buah Lokal, Daya Tarik Baru Banyuwangi

Kompas.com - 30/03/2015, 12:43 WIB
BANYUWANGI, KOMPAS - Festival buah lokal dan kuliner kini menjadi daya tarik wisata baru Banyuwangi, Jawa Timur. Ribuan pengunjung dari dalam dan luar negeri datang berbondong-bondong untuk menyaksikan dan ambil bagian dalam festival itu.

Festival yang berlangsung Sabtu (28/3/2015) itu menyajikan buah lokal gratis sebagai penarik minat wisatawan. Buah lokal yang disajikan antara lain manggis, buah naga, pisang, jeruk siam, melon, semangka, jambu tanpa biji, hingga durian merah yang masih langka.

Dalam festival, pengunjung juga dapat memborong buah dengan harga lebih murah dibanding dengan harga pasaran. Manggis, yang biasanya dijual Rp 13.000 per kilogram, di festival ini dijual Rp 9.000. Begitu pula jambu kristal yang biasanya 1 kilogram Rp 20.000, di festival Rp 15.000. Durian merah yang biasanya dijual Rp 200.000-Rp 300.000 per buah bisa diperoleh dengan harga Rp 100.000-Rp 200.000.

Festival buah lokal itu juga dibarengi dengan Festival Kuliner Sego Tempong. Sego tempong merupakan masakan khas Banyuwangi yang menyajikan nasi, sayuran hijau lengkap, lauk-pauk, dan sambal pedas. ”Sambal pedas ini yang menjadi cirinya. Kenapa dinamakan tempong karena serasa ditempong alias ditampar,” kata chef Marinka yang memandu acara Festival Sego Tempong.

Dalam Festival Sego Tempong, sekitar 206 peserta berlomba menyajikan kuliner sego tempong untuk dinilai panitia, termasuk chef Marinka. Peserta terdiri dari pemilik warung di perkampungan, pedagang kaki lima, hingga pengelola restoran di hotel berbintang di Banyuwangi. Warga pun bebas mencicipi sego tempong yang dibuat oleh para peserta.

Diburu wisatawan

Festival kuliner dan buah lokal itu menarik banyak wisatawan. Sekitar 200 porsi nasi tempong dibuat serentak.

Saat sego tempong dibuat, warga dapat mencicipi buah ketika acara festival buah lokal dibuka. Hanya dalam hitungan menit setelah dibuka, gunungan buah durian merah, manggis, dan sebagainya langsung ludes diperebutkan warga. Mereka berdesak-desakan untuk mendapatkan buah gratis, terutama durian merah.

Robby, wisatawan asal Amerika Serikat yang ikut berebut buah, sengaja membuat rencana jauh-jauh hari untuk datang ke Banyuwangi. Ia dan istrinya, Lindsay, ingin mencicipi buah lokal, terutama durian merah.

”Kami sudah merencanakan perjalanan ini enam bulan sebelumnya. Kami dengar ada festival buah lokal dan durian merah di dalamnya. Demi itu kami datang,” kata Robby.

Robby yang sempat mencicipi durian merah mengatakan, varian itu merupakan varian langka yang enak yang pernah ia coba. Tak cukup mencicipi satu durian, ia pun memborong sejumlah durian merah yang dijual petani di stan buah lokal.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, festival itu diharapkan dapat menjadi sarana promosi wisata sekaligus mendongkrak pendapatan petani buah. Buah lokal selama ini terancam terdesak oleh buah impor. ”Untuk melindungi buah lokal, kami membuat kebijakan untuk selalu menyajikan buah lokal di setiap rapat dan perjamuan, mulai dari tingkat RT sampai kabupaten,” katanya.

Festival buah lokal dan kuliner sego tempong hanyalah dua dari 38 festival yang diadakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sepanjang tahun ini. Tujuannya agar wisatawan terus datang ke Banyuwangi tanpa henti. (NIT/JAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com