Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Flashpacker”, Bukan Turis ataupun “Backpacker”

Kompas.com - 02/09/2015, 17:02 WIB

ISTILAH flashpacker dipublikasikan sekitar 4 hingga 5 tahun yang lalu, meski sebenarnya sebagian orang telah menerapkannya jauh sebelum pembendaharaan kata baru lahir. Flashpacker hadir sebagai jembatan baru bagi traveler yang memosisikan diri bukan termasuk turis maupun backpacker.

Dibandingkan dengan turis, flashpacker lebih memilih untuk menyusun jadwal dan agenda perjalanan secara independen, tidak tergantung dengan biro wisata. Kalaupun membutuhkan peran pihak biro, biasanya para pelancong memanfaatkan waktu bebas untuk memisahkan diri dari rombongan untuk mengeksplorasi area lainnya. Waktu perjalanan yang tidak terikat dan fleksibel menjadi salah satu prinsip flashpacker, tetapi tetap berusaha memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya walaupun masa liburan terbatas.

Memiliki waktu fleksibel saat bervakansi bukan berarti menjadikan flashpacker serupa dengan backpacker, istilah yang familier lebih dulu. Jika membandingkan keduanya, flashpacker tidak memprioritaskan budget (budget oriented). Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah pengalaman (experience oriented), kemudahan, serta kenyamanan (convenience and comfort).

Perbedaan orientasi flashpacker dengan gaya traveling lainnya cukup kentara. Akan tetapi, seorang pelancong juga tetap perlu memperhatikan beberapa hal. Di antaranya adalah berikut ini.

 

Bekal informasi

Apabila hendak bepergian sendirian, pastikan Anda memiliki bekal informasi yang cukup mengenai destinasi yang dituju walaupun tidak menutup kemungkinan rencana bisa berubah setiba di sana. Lengkapi pula catatan mengenai jadwal dan jenis moda transportasi umum yang bisa dimanfaatkan serta karakteristik destinasi agar Anda tetap menjaga etiket dengan penduduk lokal.

 

Bekal peta

Internet memang memudahkan segalanya. Terlebih lagi, kini jamak aplikasi ponsel cerdas yang menawarkan peta digital dan berintegrasi dengan sistem GPS. Sayangnya, hal-hal tak terduga bisa saja terjadi seperti tidak stabilnya kecepatan koneksi atau baterai ponsel yang lemah. Sebagai cadangan, bawalah peta. Cara konvensional ini justru cenderung lebih efisien dan efektif.

 

Komunikatif

Berpelesir dengan destinasi baru atau adanya kendala bahasa menjadi alasan yang bisa saja melatarbelakangi flashpacker lebih memanfaatkan biro perjalanan. Kendati demikian, naluri untuk mencari rute unik tetap saja tak bisa dihindari. Jika benar-benar ingin memisahkan diri dari grup, komunikasikan secara detail bersama pemimpin rombongan dan anggota lainnya sehingga tidak terjadi miskomunikasi.

Menjadi flashpacker, backpacker, ataupun turis hanyalah pilihan. Sesuaikanlah dengan karakter dan kondisi Anda. Tak ada salahnya pula Anda menentukan gaya sendiri asalkan suasana berlibur terasa nyaman dan menyenangkan. [*/GPW/www.kompastravelfair.com]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com