Pergelaran ini diawali tari Gandrung kolosal. Setelahnya, disambung prosesi ritual adat kemanten Using yakni perang bangkat. Sebuah ritus adat yang dilakukan dalam acara pernikahan (mantenan) apabila kedua mempelainya adalah anak terakhir atau anak 'munjilan'.
Pada tradisi ini, keluarga mempelai laki-laki memberikan uba rampe kepada keluarga mempelai perempuan. Ubo rampe juga dilengkapidengan kembang mayang, bantal yang dibungkus dengan tikar dan seekor ayam betina yang sedang mengerami telurnya.
Pada tradisi masyarakat Using dikenal tiga jenis busana pengantin yaitu Sembur Kemuning, Mupus Braen Blambangan, dan Sekar Kedaton Wetan.
Sembur Kemuning mewakili masyarakat pesisiran Banyuwangi yang didominasi dengan warna kuning, orange dan ungu. Sementara Mupus Braen Blambangan yang didominasi warna merah, hitam dan emas merupakan upacara adat pengantin masyarakat kelas menengah.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti.
Esthy mengapresiasi Banyuwangi yang dinilai sangat memperhatikan pengembangan wisata dan budaya daerahnya.
“Pariwisata sudah terbukti mampu menjadi penggerak ekonomi suatu negara. Maka tak salah bila Banyuwangi fokus dalam hal ini, karena imbasnya meningkatkan ekonomi warga,” kata Esthy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.