Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merabu Berkomitmen pada Ekowisata Karst

Kompas.com - 09/02/2016, 12:35 WIB
MERABU, KOMPAS - Kampung Merabu di Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, lokasi percontohan program penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, diproyeksikan menjadi salah satu andalan destinasi ekowisata.

Model pembangunan itu diharapkan mampu melindungi ekosistem karst setempat sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

Kawasan hutan di Merabu bagian dari jajaran pegunungan karst Sangkulirang Mangkalihat yang membentang dari Kutai ke Berau.

Di Merabu, gua-gua karst itu ”surga” sarang burung walet, sedangkan hutan-hutannya menghasilkan madu hutan dan berbagai kerajinan dari rotan.

”Kami mengerucut pada pilihan ekowisata di Merabu,” kata Agus Tamtomo, Wakil Bupati Berau terpilih, Kamis (4/2/2016) malam saat mendampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Iklim Norwegia Vidar Helgesen.

Norwegia berkomitmen memberi hibah dana 1 miliar dollar AS untuk program pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi lahan di seluruh Indonesia.

Berau memiliki destinasi wisata lengkap, mulai dari pegunungan di gugusan karst Sangkulirang Mangkalihat hingga Taman Laut Derawan.

Namun, kata Agus, dari sekitar 10 juta wisatawan asing per tahun yang berkunjung di destinasi-destinasi wisata di Indonesia, baru 2.000-an wisatawan yang ke Berau.

Dengan tambahan tujuan wisata di Merabu, diharapkan dapat memberi banyak atraksi dan meningkatkan lama tinggal turis di Berau. Merabu memiliki gua-gua karst dengan jejak lukisan purba berumur jutaan tahun dan kolam sumber air Nyadeng yang mengalir dari perbukitan karst.

Namun, Niel Makinuddin, aktivis lingkungan, mengatakan, gugusan karst Sangkulirang Mangkalihat terancam pertambangan pabrik semen.

Itu berpotensi merusak karst yang juga sumber air masyarakat Biduk-biduk, destinasi wisata alternatif Derawan. Di tempat itu terdapat ekowisata pulau dan Labuan Cermin yang ramai dikunjungi wisatawan.

Dalam tata ruang Kaltim, daerah itu masuk daerah pengembangan wisata. Semestinya, industri yang masuk pun mendukung perkembangan wisata. ”Bukan sebaliknya,” kata Niel.

Sehari sebelumnya, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan, Kaltim berkomitmen menjadi provinsi hijau yang menganut pertumbuhan ekonomi hijau. Kaltim tidak akan menjadi pelepas emisi (besar) lagi. ”Terus terang kami malu,” katanya.

Ia juga telah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 67 Tahun 2012 untuk melindungi 1,8 juta hektar gugusan ekosistem esensial pegunungan karst Sangkulirang Mangkalihat.

Namun, diakui, penerapan kebijakan provinsi di daerah terkait pembangunan rendah emisi itu masih mengalami berbagai kendala.

”Pada tingkatan politik, para pengambil kebijakan utama dan kelompok legislatif di daerah belum memahami dengan baik konsep-konsep Green Kaltim yang memang masih baru dan terus berkembang sehingga mereka kesulitan mendukungnya,” kata Awang. (ICH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com