Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari Destinasi Wisata Gerhana Matahari? Sigi Bisa Jadi Pilihan

Kompas.com - 29/02/2016, 23:06 WIB

PALU, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mempromosikan seni dan budaya masyarakat di daerah itu melalui pagelaran yang akan berlangsung di lokasi pengamatan dan pemantauan gerhana matahari total (GMT) pada 9 Maret 2016.

"Kita sudah mempersiapkan semua sarana dan fasilitas yang dibutuhkan di lokasi GMT di Desa Pakuli Utara, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi,"kata Bupati Sigi, Irwan Lapata, Minggu (28/2/2016).

Pagelaran seni dan budaya yang akan ditampilkan 15 kecamatan di Kabupaten Sigi merupakan salah satu kegiatan dalam rangka menyambut GMT karena dipastikan banyak wisatawan, termasuk mancanegara yang akan hadir menyaksikan langsung fenomena alam tersebut.

Pemkab dan masyarakat Sigi tentu sangat berharap lewat pagelaran seni dan budaya, para wisatawan dapat melihat langsung keberagaman kesenian dan kebudayaan masyarakat di daerah ini.

Karena setiap kecamatan yang akan ikut meramaikan kegiatan tersebut akan menampilkan keseniaan dan kebudayaan yang diwariskan dari para leluhur dan nenek moyang secara turun-temurun.

"Saya optimis kegiatan ini akan dapat menarik para wisatawan yang hadir dan tidak menutup ada tamu-tamu dari luar daerah juga akan hadir,"kata Bupati Irwan.

Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan pemerintah dan Masyarakat di Kabupaten Sigi.

Ia juga meminta masyarakat untuk mendukung kegiatan tersebut dengan menjaga kebersihan, keamanan, kenyamanan serta berlaku ramah terhadap para tamu, termasuk wisatawan asing yang datang menyaksikan pagelaran seni dan budaya serta menyaksikan GMT di daerah ini.

Seorang tokoh pemuda Desa Pakuli Utara bernama AR Hamzah ditemui di lokasi GMT mengatakan masyarakat setempat menyambut dan mendukung semua kegiatan GMT berjalan aman dan lancar.

"Kami akan menjadi tuan rumah yang baik bagi semua tamu, terutama para wisatawan mancanegara (wisman) agar mereka senang dan bisa menikmatinya,"kata Hamzah.

Ia mengatakan di lokasi GMT dan tempat pagelaran seni dan budaya di Desa Pakuli Utara juga dibangun sejumlah cottage dan satu unit rumah adat.

Ada tujuh unit cottage dan tiga MCK dibangun di lokasi dengan sumber dana dari Dinas Periwisata dan Ekonomi Kreatif Pemkab Sigi.

Juga sebagai bukti bahwa di Desa Pakuli menjadi salah satu dari sejumlah titik pengamatan dan pemantauan langsung GMT, Pemkab Sigi juga membangun sebuah tugu GMT setinggi sekitar 9 meter.

Tugu GMT tersebut sekaligus menjadi sejarah dan ke depan sebagai satu obyek wisata yang bisa menarik wisatawan nusantara dan wisman.

Dia juga mengatakan tidak jauh dari Desa Pakuli ada penangkaran burung maleo, salah satu satwa endemik yang menarik dan unik sehingga banyak diminati wisman dari berbagai negara.

Satwa itu, katanya tergolong burung yang indah dan sangat cerdas. Jika burung itu hendak bertelur, maka ia akan menggali lubang untuk menyamanan dan keamanan dari predaktor seperti ular dan biawak (kadal besar) atau bahasa daerah setempat bernama timposu.

Predaktor lainnya adalah manusia. Karena telur burung maleo tiga kali telur ayam dan harganya cukup mahal. "Itu sebabnya banyak yang memburu telur meleo baik untuk dikonsumsi maupun diperdagangkan," kata Hamzah.

Suatu kentungan bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sigi, tidak menutup kemungkinan banyak turin GMT yang juga menggunakan kesempatan mereka untuk mengungjungi berbangai obyek wisata menarik yang ada di sekitarnya.

Salah satunya yang terdekat dengan lokasi GMT adalah penangkaran burung maleo yang terletak di Desa Saluki, sekitar 8 dari Desa Pakuli. (Antara/Anas Masa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com