Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ITdBI Salah Satu Strategi Memperkenalkan Pariwisata Indonesia

Kompas.com - 16/05/2016, 20:50 WIB

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Puncak dari International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2016 dinilai sukses dan lancar. Sukses penyelenggaraan event kelas dunia, sukses menghidupkan industri pariwisata dan sukses promosi destinasi baru ke level yang lebih global.

"Congratulation Banyuwangi! Kabupaten di ujung pulau Jawa itu boleh dijadikan benchmark buat kabupaten kota ataupun provinsi mana pun yang serius memilih pariwisata sebagai sektor prioritas," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam siaran pers, Senin (16/5/2016).

Menurut Arief Yahya, selain 3A (atraksi, akses dan amenitas) yang terus disempurnakan, ada kekuatan CEO commitment yang total berkonsentrasi membangun daerahnya. "Semua itu diawali dari komitmen orang nomor satunya, seperti bupati, wali kota, maupun gubernur. Yang pasti Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sangat committed," kata Arief.

Dalam ITdBI 2016, pembalap asal Perancis, Peter Pouly mengukir sejarah. Pada 3 edisi terakhir, dia mencetak hattrick juara dengan catatan waktu tercepat atau individual general classification by time. Kepastian itu diraih saat dia finish posisi terdepan di Paltuding, Ijen pada etape pamungkas, Sabtu (14/5/2016).

Pouly yang tergabung Singha Infinite Cycling Team itu finis terdepan dengan torehan waktu 3 jam 50 menit 36 detik. Dia sukses mengalahkan Jai Crawford dari tim Kinan Cycling Team dengan selisih 2 menit 26 detik.

AP PHOTO / BINSAR BAKKARA Marzuki, seorang petambang berjalan membawa bakul penuh bongkahan belerang, saat naik dari kawah Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (16/4/2016). Demi mendapat penghasilan yang terbilang minim, petambang harus menapaki gunung dengan memanggul puluhan kilogram bongkahan belerang di tengah asap beracun.
ITdBI 2016 yang diselenggarakan pada 11-14 Mei 2016 ini diikuti 20 tim luar negeri dari 29 negara, termasuk Perancis, Belanda, Amerika Serikat, dan tentu saja Indonesia.

Perlombaan di etape terakhir kemarin mengambil rute dari kawasan Pelelangan Ikan (TPI) Muncar menuju kaki gunung Ijen, Paltuding, Banyuwangi, sepanjang 145,7 kilometer.

Dalam ITdBI, etape menuju Ijen terbilang yang paling istimewa karena menyuguhkan salah satu tanjakan terekstrem di Asia dengan elevasi 1.889 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan tingkat kemiringan 22 persen. Perbandingannya, tanjakan di Malaysia hanya berkisar 1.660 hingga 1.740 meter.

"Ajang ITdBI adalah salah satu strategi memperkenalkan pariwisata Indonesia ke wisatawan mancanegara, dibungkus dengan sport tourism. Terbukti bahwa tim-tim dari luar negeri mengaku senang dan antusias dengan ajang ini," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti, Minggu (15/5/2016), didampingi Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal, Raseno Arya.

Selama perhelatan ITdBI, geliat Banyuwangi juga begitu luar biasa. "Okupansi hotelnya 100 persen. Jelang ajang hingga pelaksanaan ITdBI 2016, semua hotel di Banyuwangi penuh. Sulit buat mendapatkan kamar jika tidak memesan jauh-jauh hari," ujar Raseno.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Arif Widodo (78) warga Pacitan rela mengayuh sepedanya ke Banyuwangi, Jawa Timur, untuk menyaksikan International Tour de Banyuwangi Ijen 2016.
Selain hotel, penerbangan ke Banyuwangi juga mengalami peningkatan signifikan. "Banyak rekan-rekan yang sudah tidak mendapat tiket pesawat," imbuh Raseno.

Raseno juga melihat geliat ekonomi masyarakat yang positif selama perhelatan ITdBI 2016. "Pameran-pameran, wisata kuliner, aksesoris setempat laris manis dibeli wisatawan terutama yang mengikuti ajang ITdBI. Magnet pariwisata yang ada di Banyuwangi begitu kuat," pungkas Raseno. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com