PONTIANAK, KOMPAS.com – Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, geliat pariwisata di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat mulai bangkit.
Kecamatan Paloh berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia, di belahan barat bagian utara pulau Kalimantan. Wilayah ini juga dikenal dengan pantai tempat peneluran penyu terpanjang di Indonesia dengan bentang pantai mencapai 63 kilometer.
Program Manager WWF Indonesia Kalimantan Barat, Albertus mengungkapkan, penyu merupakan salah satu potensi wisata pesisir yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Namun, hingga kini masih sering terjadi upaya perburuan telur penyu baik untuk memenuhi pasar lokal maupun lintas negara. “Bahkan tak jarang ditemukan bangkai penyu akibat pengambilan telur secara paksa di dalam tubuhnya,” ungkap Albertus kepada KompasTravel, Senin (8/8/2016).
Ekosistem perairan Paloh juga kaya akan sumberdaya ikan. Komoditi perikanan yang cukup potensial di Perairan Paloh di antaranya lobster, kepiting bakau, udang, bawal hingga ubur-ubur serta berbagai jenis ikan lainnya.
“Namun sayangnya, selain belum dimanfaatkan secara optimal, potensi perikanan tersebut juga seringkali dijarah oleh nelayan asing dari berbagai negara karena letak perairan Paloh yang begitu strategis dan berhadapan langsung dengan laut China Selatan,” katanya.
Potensi Budaya
Potensi pesisir Paloh tak hanya kondisi alamnya yang menarik, namun juga memiliki tradisi dan budaya lokal pesisirnya yang unik. Tradisi tersebut di antaranya adalah Ritual Besiak, Upacara Antar Ajung dan tradisi Ngamping sebagai bentuk rasa syukur masyarakat pesisir atas panen yang berlimpah serta mendoakan agar panen berikutnya semakin baik.
Tradisi ini berbentuk tarian-tarian, penumbukan padi hasil panen menjadi amping serta pelarungan miniatur kapal ke laut lepas yang berisi hasil bumi. Tradisi ini dilaksanakan pertengahan tahun (bulan Juni dan Juli), di mana pada bulan tersebut juga merupakan musim puncak peneluran penyu Paloh.
“Hal ini juga sebagai bentuk peralihan dari kegiatan 'Festival Lempar Telur Penyu' yang dilaksanakan pada setiap musim puncak peneluran yang merupakan pesta rakyat untuk mensyukuri atas telur penyu yang melimpah,” jelas Albert.
Festival Lempar telur penyu sudah hampir 10 tahun tidak lagi dilaksanakan akibat populasinya yang menurun. Masyarakat lokal merindukan kembali kegiatan festival serupa sebagai bentuk pesta rakyat dan ajang pertemuan masyarakat pesisir.
“Dengan demikian, melalui inisiasi Festival Pesisir Paloh ini diharapkan dapat terlaksana pesta rakyat yang positif, memunculkan kebanggaan atas potensi yang dimiliki serta sebagai bentuk pelestarian budaya pesisir dan promosi ekowisata guna meningkatkan perekonomian lokal,” tambah Albertus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.