Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kabar Tradisi "Baku Tendang" Tana Toraja?

Kompas.com - 29/11/2016, 21:23 WIB
Mikhael Gewati

Penulis


TANA TORAJA, KOMPAS.com-Usai panen padi, beberapa pria saling berhadapan dan serang di lahan pertanian. Mereka bertarung tanpa senjata tajam alias bermodal badan.

Namun, pemandangan ini bukan perkelahian. Mereka menyerang lawan hanya lewat tendangan kaki.

Pertarungan seperti itu pada satu masa lalu merupakan tradisi di Tana Toraja. Adapun yang melakukan adalah laki-laki dewasa dan anak-anak setempat.

Namun, jangan salah sangka. Tradisi ini sama sekali bukan berarti para lelaki tersebut sekadar suka berkelahi.

"Perkelahian tersebut merupakan salah satu permainan tradisional Tana Toraja. Sisemba namanya, biasa dilakukan setelah panen sebagai ucapan rasa syukur." papar Benyamin Bara, Ketua Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Tana Toraja, kepada Kompas.com, Selasa (29/11/2016).

Meski hanya permainan, lanjut Benyamin, aksi tendangan yang dilakukan adalah benar adanya. Peserta akan terasa sakit ketika terkena tendangan itu.

"Meski sakit dan cedera, namun tidak ada dendam di antara pemain. Mereka ikhlas melakukannya," ujar Benyamin.

Penerimaan tersebut, lanjut Benyamin, bahkan berlaku ketika ada yang meninggal akibat Sisemba.

(Baca juga: Menyaksikan Tradisi "Sisemba" di Toraja Utara)

Permainan Sisemba punya beberapa variasi. Pertama, satu lawan satu. Untuk jenis ini melibatkan dua peserta yang akan saling berhadapan.

Kedua, permainan berpasangan. Pada variasi ini akan ada dua tim yang berhadapan. Masing-masing tim diwakili dua orang peserta yang harus berpegangan tangan.

Salah satu tim yang terlepas pegangan tangannya saat bertanding berpasangan akan dinyatakan kalah.

Mulai ditinggalkan

Lain dulu lain sekarang. Kalau pada masa lalu Sisemba menjadi bagian erat kehidupan masyarakat Tana Toraja, sekarang permainan tersebut sudah nyaris hilang dan terlupakan.

Kini, baik itu laki-laki dewasa maupun anak-anak di sini sudah teramat jarang masih bermain Sisemba. Perubahan jaman pun lambat laun mulai menggerogoti kebudayaan Tana Toraja.

"Anak-anak Toraja sekarang ini tidak dipukul saja mudah sekali sakit hati, apalagi ditendang beneran," ujar Benyamin.

Padahal, lanjut dia, para orangtua sudah mengajarkan tradisi itu. Namun, entah mengapa anak-anak tidak mau mempraktekannya.

Menurut dia, kondisi itu tak hanya terjadi pada Sisemba. Permainan tradisional Tana Toraja lain juga mengalami hal serupa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com