Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Tembok Terakhir Batavia yang Memiliki "Dua Wajah"

Kompas.com - 19/03/2017, 21:05 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahukah Anda, jika Museum Bahari Jakarta yang teletak di Jalan Pasar Ikan Nomor 1 Jakarta Utara sebenarnya adalah sisa tembok Batavia? Museum yang dibangun secara bertahap selama tiga kali dari tahun 1652-1771 itu dulunya adalah gudang rempah sekaligus tembok batas kota Batavia.

"Museum Bahari ini adalah bangunan tertua di Batavia yang bertahan sampai sekarang. Dulu di depannya langsung lautan, tidak seperti sekarang ini," kata pemandu wisata Kota Tua, Maruri saat memandu perjalanan Komunitas Jelajah Budaya, Sabtu (18/3/2017).

BACA: Santap Malam di Bekas Gudang Rempah Batavia

Maruri mengatakan bahwa dulu Museum Bahari tak memiliki tangga seperti sekarang. Untuk mengangkut rempah-rempah yang diangkut dari kapal, hanya menggunakan katrol.

"Perhatikan itu ada segitiga besi di tembok untuk katrol. Jadi pertama rempah datang dari kapal, langsung diangkat untuk ditimbang. Kalau sudah diangkat lagi ke atap untuk dijemur. Ada tangga, namun tangganya di luar bukan seperti sekarang," kata Maruri.

Kompas.com/Silvita Agmasari Tembok Batavia di belakang Museuk Bahari.

Tembok Museum Bahari bagian depan berdiri kokoh dengan warna putih gading. Di bagian atas Museum Bahari bahkan terlihat pos-pos penjagaan dengan jeruji besi untuk melindungi lumbung kekayaan kolonial. 

Namun tembok bagian depan Museum Bahari bagaikan langit dan bumi jika dibandingkan bagian belakang Museum Bahari. Betapa terkejut KompasTravel saat mendapati ada bagian tembok samping Museum Bahari yang juga merupakan sisa tembok terakhir Batavia.

BACA: Menyambangi Titik Nol Sekaligus Gedung Tertinggi di Batavia

Keadaanya parah, tak terawat, hampir roboh, dan digerogoti tanaman liar. Di beberapa bagian tembok bahkan terlihat lapisan keramik yang masih baru. Tanda bahwa tembok ini juga dimanfaatkan sebagai tembok pemukiman warga yang telah digusur.

Di atas tembok, berjejer besi runcing menyerupai pedang. Seakan mengisyaratkan jika sebenarnya dibalik tembok ada barang yang sangat berharga.

Kompas.com/Silvita Agmasari Gudang rempah yang dikepung air, di dalam tembok Batavia.

Uniknya di salah satu tembok, ada lubang yang dapat menjadi jalan tembus. Lubang tersebut mengarah ke jalan samping Museum Bahari. Jika memasuki lubang seukuran tubuh orang dewasa itu, terlihat sekitar lima gudang tua yang terbuat dari kayu. Masih berdiri kokoh meski terlihat suram. Gudang tersebut adalah gudang rempah asli dari zaman Belanda, yang kini dikepung air.

BACA: Seabad Pasang Surut di Pintu Gerbang Kota Batavia

Hanya tersedia jalur setapak yang dibuat dari tumpukan kayu sebagai alas pijakan menuju jalur yang kering. Hal yang membuat takjub, di dekat gudang tersebut berdiri rumah-rumah semi permanen dengan kondisi juga dikepung air. Pikiran melayang mengingat apa jadinya jika ada hujan deras di Jakarta.

"Saya jamin untuk para pecinta fotografi pasti akan senang melihat suasana Jakarta yang berbeda tersebut," kata pendiri Komunitas Jelajah Budaya, Kartum Setiawan saat makan malam bersama para peserta.

Benar kata Kartum. Saat menjelajah tembok Batavia ini banyak fotografer yang berhenti lama, mengabadikan pesona Jakarta yang kompleks. Bangunan tua bersejarah, lingkungan kumuh, kepungan air, berbanding langsung dengan pemandangan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com