Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama di Asia, Hotel Bergantung Hadir di Gunung Parang Purwakarta

Kompas.com - 06/07/2017, 09:01 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Obyek Wisata Rock Climbing yang disebut-sebut oleh pecinta pemanjat tebing terbesar ke-2 di Asia, Badega Gunung Parang Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kini hadir dengan destinasi wisata alam terbaru.

Gunung berbatu andesit tersebut dilengkapi dengan fasilitas hotel bergantung di ketinggian 900 meter untuk para pengunjung yang mencintai tantangan.

"Gunung Parang kini dilengkapi dengan hotel bergantung untuk para pengunjung yang mencintai tantangan. Tahap awal hotel atau resort yang tergantung di atas gunung tersebut ada 10 unit terlebih dahulu. Di dalamnya dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti hotel biasanya," kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kepada wartawan usai meninjau pembangunan hotel bergantung di Gunung Parang, Rabu (5/7/2017).

(BACA: Bergelantungan di Antara Dua Puncak Gunung Parang, Seru!)

Obyek wisata di Purwakarta yang menawarkan wisata seni budaya dan berbagai aktivitas wisata minat khusus seperti panjat tebing, mendaki gunung dan berkemah tersebut berlokasi di Kampung Cihuni, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta.

(BACA: Mengenal Menong, Sosok Perempuan Cantik Purwakarta)

Saat ini pembangunannya sedang berlangsung dan ditargetkan selesai pada September 2017.

"Sekarang bisa dilihat sudah tertempel satu di atas dan sedang pembangunan yang lainnya. Hotel bergantung ini menawarkan pemandangan alam di Purwakarta mulai dari pegunungan sampai Waduk Jatiluhur terlihat jelas di atas sana," kata Dedi.

(BACA: 7 Wisata Sejarah yang Wajib Dikunjungi di Purwakarta!)

Sementara itu, Dhany Daelami, seorang pecinta climbing sekaligus pengelola kawasan wisata Gunung Parang menyebut proyek pembangunan hotel bergantung ini sedang dikebut.

Hotel ini memiliki keamanan berstandar internasional layaknya seperti hotel bergantung di Peru, Amerika Selatan.

Setiap ruangan kamar hotel dibangun dari rangka besi dan ditempelkan dengan alat khusus ke batu andesit gunung tersebut. Lokasi ketinggiannya berbeda-beda dan paling mahal harganya nantinya ruangan yang berada di lokasi paling tinggi.

"Hotel bergantung di Gunung Parang ini menjadi yang pertama di Indonesia bahkan Asia. Peminatnya pun sebagian besar sudah banyak yang menanyakan rekan-rekannya dari luar negeri. Target September sudah terbangun 10 kamar hotel bergantung di gunung ini," ujarnya.

Sebuah hotel tegantung sedang dibangun di kawasan Rock Climbing Gunung Parang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Sebuah hotel tegantung sedang dibangun di kawasan Rock Climbing Gunung Parang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Dhany menambahkan, selama ini Gunung Parang selalu didatangi oleh pecinta climbing dari dalam dan luar negeri. Bahkan, pendaki asal Jepang, Belanda dan Inggris telah mengenal keindahan gunung tersebut dan sudah dikenal di mancanegara.

Ketinggian Gunung Parang sekitar 1.000 mdpl dengan trek vertikal dan berbatu.

"Trek dijajal oleh setiap pecinta pemanjat tebing membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Treknya pun vertikal dan bukan seperti kebanyakan gunung biasanya. Pasti sangat menantang dan paling disukai oleh para pemanjat tebing," katanya.

Sampai saat ini, lanjut Dhany, pihaknya baru menyelesaikan satu bagian ruangan hotel yang sudah terpasang di atas gunung tersebut. Ruangan hotel tersebut masih dalam pengerjaan bagian interior dan pemasangan saluran air ke atas hotel tersebut.

"Itu dilihat sudah ada satu yang terpasang, sembilan ruangan lagi sedang dalam pengerjaan," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com