Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Tren Pendakian Gunung, Volume Sampah di Gunung Meningkat

Kompas.com - 18/08/2017, 09:36 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren pendakian gunung membuat volume sampah di gunung meningkat. Perlu perhatian khusus untuk mencegah dampak buruk terhadap lingkungan.

Komunitas peduli sampah gunung dan hutan Indonesia, Trashbag Community mencatat sejumlah problematika di sektor lingkungan kian bermunculan, seiring dengan meningkatnya aktivitas pendakian gunung-gunung Indonesia.

Selain mengubah perilaku dan pola hidup hewan, masifnya kegiatan pendakian dalam 5 tahun terakhir juga berdampak buruk pada besarnya volume sampah pendaki.

Catatan Trashbag Community, tak kurang dari 2,4 ton atau lebih dari 600 kantong sampah berhasil dikumpulkan dari 15 gunung di Indonesia pada gelaran operasi bersih bertajuk Sapu Jagad yang digelar pada 2015.

(BACA: Hampir 1,5 Ton Sampah Diangkut dari Gunung Rinjani)

Sampah plastik mendominasi dengan persentase 36 persen atau sekitar 769 kilogram, disusul sampah botol plastik 23 persen atau mencapai 491 kilogram dan sampah puntung rokok 10 persen atau berkisar 213 kilogram.

Tingginya volume sampah juga tercatat di Gunung Rinjani. Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Rinjani, Agus Budi Santosa melaporkan tahun lalu, 1,5 ton sampah berhasil diangkut dari Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Trashbag Community (TC) yang merupakan komunitas peduli sampah gunung dan hutan Indonesia, didukung oleh KLHK akan kembali menggelar operasi bersih, Sapu Jagad 2017 pada periode 15 - 24 Agustus 2017.KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Trashbag Community (TC) yang merupakan komunitas peduli sampah gunung dan hutan Indonesia, didukung oleh KLHK akan kembali menggelar operasi bersih, Sapu Jagad 2017 pada periode 15 - 24 Agustus 2017.
"Hasil pelaksanaan kegiatan Clean Up selama dua hari tanggal 10-11 Desember 2016 telah berhasil mengangkut sampah dengan berat sampah final yang tertimbang 1.474,2 kilogram," ujar Agus lewat pesan singkat kepada KompasTravel, Kamis (15/12/2016).

(BACA: Edelweis di Gunung Tak Boleh Diambil)

Ia mengatakan jumlah sampah seberat hampir 1,5 ton tersebut terdiri dari sampah organik dan non-norganik. Agus merinci berat sampah organik 413 kilogram dan non-norganik 1.061,2 kilogram.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan, diperlukan kesadaran pendaki untuk menjaga kelestarian lingkungan khususnya mengenai problematika sampah di gunung.

“Volume sampah gunung akan terus meningkat jika para pendaki tidak menyadari tanggung jawabnya terhadap pelestarian lingkungan. Harus dipahami bahwa problematika sampah gunung itu bukan saja tanggung jawab pemerintah atau Trashbag Community saja, melainkan kita,” ujar Siti Nurbaya dalam siaran pers yang diterima KompasTravel, Kamis (17/8/2017).

Trashbag Community didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan mengadakan operasi bersih sampah di 17 gunung di Indonesia.

Acara bertajuk "Sapu Jagad 2017" melibatkan 1.346 peserta dan dilakukan selama kurun waktu 15-24 Agustus.

Kegiatan operasi bersih bertajuk Sapu Jagad yang digelar pada 2015 di 15 gunung secara serentak. Tahun 2017 ini kembali diadakan di 17  gunung serentak mulai 15 - 24 Agustus 2017.Dokumentasi Kegiatan Trashbag Community. Kegiatan operasi bersih bertajuk Sapu Jagad yang digelar pada 2015 di 15 gunung secara serentak. Tahun 2017 ini kembali diadakan di 17 gunung serentak mulai 15 - 24 Agustus 2017.
Ketua Pelaksana Sapu Jagad 2017, Gerry Patra Prawira memprediksi akan terkumpul sedikitnya lima ton sampah dalam gelaran kegiatan bersih-bersih gunung tahun ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com