Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Sampah Terbanyak yang Dihasilkan Pendaki Gunung di Indonesia

Kompas.com - 19/08/2017, 07:52 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren pendakian gunung yang begitu masif di lima tahun terakhir ini menghasilkan permasalahan lingkungan yang serius. Selain mengubah perilaku dan pola hidup hewan, juga berdampak pada banyaknya sampah yang ditinggalkan pendaki.

Trashbag Community (TC) yang merupakan komunitas peduli sampah gunung dan hutan Indonesia, mencatat sampah plastik mendominasi dengan persentase 36 persen atau sekitar 769 kilogram, disusul sampah botol plastik 23 persen atau mencapai 491 kilogram dan sampah puntung rokok 10 persen atau berkisar 213 kilogram.

Data tersebut merupakan hasil evaluasi dari kegiatan operasi bersih bertajuk Sapu Jagad yang digelar pada 2015. Dari acara dua tahunan ini, dihasilkan 2,4 ton atau lebih dari 600 kantong sampah berhasil dikumpulkan dari 15 gunung di Indonesia.

(BACA: Hampir 1,5 Ton Sampah Diangkut dari Gunung Rinjani)

Wakil Ketua Pelaksana Sapu Jagat 2017, Bagus Kasatrio yang tahun 2015 memimpin pelaksanaan di Gunung Gede Pangrango mengatakan yang termasuk sampah kategori plastik terbanyak ialah pembungkus makanan instan dan snack.

"Kebiasaan buruk pendaki sejauh ini masih belum aware sama sampah pribadinya. Contoh yang terbanyak adalah mi instan, bungkus permen, dan makanan instan lainnya," ungkapnya saat dihubungi KompasTravel, Kamis (17/8/2017).

Kegiatan operasi bersih bertajuk Sapu Jagad yang digelar pada 2015 di 15 gunung secara serentak. Tahun 2017 ini kembali diadakan di 17  gunung serentak mulai 15 - 24 Agustus 2017.Dokumentasi Kegiatan Trashbag Community. Kegiatan operasi bersih bertajuk Sapu Jagad yang digelar pada 2015 di 15 gunung secara serentak. Tahun 2017 ini kembali diadakan di 17 gunung serentak mulai 15 - 24 Agustus 2017.
Ia menambahkan, selain kategori sampah plastik, botol, dan puntung rokok, masih ada lagi jenis lainnya dengan jumlah lebih sedikit. Antara lain seperti kaleng makanan-minuman, tisu basah, sampah bekas makanan, dan sejenisnya.

Bahaya bagi ekosistem

"Masih banyak yang belum sadar bahwa sampah yang mereka tinggalkan dapat mempengaruhi ekosistem alam setempat," tegasnya.

Efek yang dapat terjadi karena sampah ialah terhambatnya daya serap tanah batas air karena tinbunan plastik, tercemarnya sumber air karena sampah organik bekas makanan.

Selain itu, sampah juga membahayakan bagi hewan, karena siklus rantai makanan hewan menjadi terganggu karena hewan-hewan sekitar terbiasa makan makanan dari sampah yang dibuang pendaki tak bertanggung jawab.

Ketua Pelaksana Sapu Jagad 2017, Gerry Patra Prawira memprediksi pada tahun ini akan terkumpul sedikitnya lima ton sampah dalam gelaran yang sama.

Kegiatan operasi bersih Sapu Jagad 2017 dilaksanakan pada 15-24 Agustus 2017. Tahun ini kegiatan tersebut dilakukan serentak di 17 gunung Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com