Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lomba Lari "Terganas" 320 Km Tambora Challenge Siap Digelar

Kompas.com - 02/04/2018, 15:28 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harian Kompas akan segera menyelenggarakan Kompas Tambora Challenge, 4 – 7 April 2018. Lomba lari ultra marathon ini dimulai dari Pototano, Kabupaten Sumbawa Barat dan berakhir di Doro Ncanga, Kabupaten Dompu. 

Pada penyelenggaraan Kompas Tambora Challenge 2018, 50 peserta akan diajak untuk berkompetisi melalui kategori Lintas Sumbawa 320K yang terbagi menjadi dua sub kategori, yaitu Full Ultra Marathon dan Relay Ultra Marathon.

Peserta kategori individu (Full Ultra Marathon) harus menempuh jarak 320 km dengan cut off time (COT) atau batas waktu selama 72 jam.

Peserta dalam kategori beranting (Relay Ultra Marathon), akan terdiri dari dua pelari yang secara bergantian akan menempuh jarak total 320 km dengan COT yang sama. 

Rute lomba  lari Trans-Sumbawa 200 melintasi Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Rabu (8/4/2015). Peserta lomba lari Trans-Sumbawa 200 menempuh jarak 320 kilometer. Kegiatan ini bagian dari  Tambora Challenge yang diselengarakan Kompas untuk memperingati dua abad meletusnya Gunung Tambora.KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Rute lomba lari Trans-Sumbawa 200 melintasi Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Rabu (8/4/2015). Peserta lomba lari Trans-Sumbawa 200 menempuh jarak 320 kilometer. Kegiatan ini bagian dari Tambora Challenge yang diselengarakan Kompas untuk memperingati dua abad meletusnya Gunung Tambora.
"Kompas Tambora Challenge 2018 dapat menjadi momentum yang tepat bagi para pelari ekstrem untuk menguji kemampuannya. Sebagai medan lari ultra marathon, Sumbawa merupakan sebuah daerah yang unik. Kompas Tambora Challenge: Lintas Sumbawa 320K yang digelar sejak 2015 dijuluki sebagai lomba lari “terpanjang” dan “terganas” di Asia Tenggara," demikian keterangan pers yang diterima KompasTravel.

Pada saat perlombaan, para peserta selain ditantang untuk “bersahabat” dengan iklim, medan dan dirinya sendiri untuk dapat menyelesaikan pertandingan.

"Perjuangan para peserta nantinya tidaklah mudah. Gunung Tambora yang meletus pertama kali pada 5 April 1815 meninggalkan “jejak” alam dan peradaban yang tidak biasa ditemukan di rute-rute lari ultra marathon lainnya."

Tidak hanya memiliki iklim panas khas Indonesia timur, beberapa daerah yang akan dilewati peserta dalam kategori Lintas Sumbawa 320K nantinya juga akan terdiri dari dataran tinggi.

Pelari asal Bandung, Abdul Aziz Dermawan, yang ikut dalam Lintas Sumbawa 320K, melintasi kerumunan sapi, Rabu (13/4/2016).ANDRI DONNAL PUTERA/KOMPAS.com Pelari asal Bandung, Abdul Aziz Dermawan, yang ikut dalam Lintas Sumbawa 320K, melintasi kerumunan sapi, Rabu (13/4/2016).
Jarak tempuh 320 km setara dengan jarak Yogyakarta ke Surabaya atau lebih dari tujuh kali jarak lomba lari full marathon. Peserta dituntut untuk tidak sekadar memiliki kondisi fisik yang prima dan bermental “baja".

Peserta juga harus cerdas mengatur strategi dalam berlari untuk melewati cuaca panas terik di siang hari dan terhindar dari hipotermia karena cuaca yang sangat dingin di malam hari.

"Bagi Harian Kompas sebagai pihak penyelenggara, gunung api dipandang tidak hanya menimbulkan malapetaka, tetapi juga selalu memberikan manfaat ekonomis, termasuk melahirkan peradaban bagi umat manusia. Oleh karena itulah potensi yang ada perlu diberdayakan untuk mendorong kemajuan Pulau Sumbawa, sebagai andalan pendapatan ekonomi di Nusa Tenggara Barat," tambah perwakilan event Tambora Challenge.

Para peserta lomba lari Trans-Sumbawa 200 dalam rangkaian Tambora Challenge 2015 saat dilepas Wakil Direktur Desk Komunitas Harian Kompas Nugroho F Yudho dan Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor Sumbawa Barat I Nengah Martawan di Poto Tano, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (8/4). Lomba lari yang diikuti delapan peserta dengan 20 pelari pendamping ini dimulai dari Poto Tano dan finis di Doro Ncanga dengan jarak sekitar 320 kilometer.Kompas/Rony Ariyanto Nugroho Para peserta lomba lari Trans-Sumbawa 200 dalam rangkaian Tambora Challenge 2015 saat dilepas Wakil Direktur Desk Komunitas Harian Kompas Nugroho F Yudho dan Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor Sumbawa Barat I Nengah Martawan di Poto Tano, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (8/4). Lomba lari yang diikuti delapan peserta dengan 20 pelari pendamping ini dimulai dari Poto Tano dan finis di Doro Ncanga dengan jarak sekitar 320 kilometer.

Selain manfaat ekonomis, Kompas Tambora Challenge juga banyak memberikan pelajaran bagi para pelari, terutama mereka yang menggeluti kategori ultra marathon.  Perjalanan ultra marathon bukan saja sebuah kompetisi untuk memperebutkan gelar juara.

Lebih dari itu, Kompas Tambora Challenge adalah sebuah “perjalanan” lari yang dimulai bahkan sebelum para peserta berlomba.

Selama 3 tahun Kompas Tambora Challenge berlangsung, tidak sedikit peserta yang konsisten “melanjutkan” perjalanan mereka yang belum selesai di tahun sebelumnya dan kembali menantang dirinya sendiri untuk menyusuri keelokan Pulau Sumbawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com