Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Penerbangan Sekarang Sangat Murah, Bagaimana Bisa?

Kompas.com - 05/06/2018, 11:33 WIB
Silvita Agmasari,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

Sumber Telegraph

KOMPAS.com - Tiket penerbangan kini lebih terjangkau oleh masyarakat jika dibandingkan dengan zaman dahulu. Tiket pesawat dahulu ternyata termasuk dalam barang mewah.

Situs berita Telegraph membandingkan harga tiket pesawat dengan rute yang sama, dari London ke New York, beberapa dekade terakhir. Harga tersebut disesuaikan dengan nilai mata uang sekarang.

Pada 1955, tiket penerbangan London ke New York dihargai 5.412 Poundsterling atau setara Rp 101 juta. Pada 1958 harga tiket tersebut turun menjadi 3.842 Poundsterling atau setara Rp 65 juta.

Pada 1960 menjadi 1.836 Poundsterling atau setara Rp 35 juta, pada 1977 menjadi 999 Poundsterling atau setara Rp 18,5 juta, 1981 menjadi 710 Poundsterling atau setara Rp 13,2 juta, dan kini pada 2018 menjadi 223 Poundsterling atau setara Rp 4,2 juta.

Kenapa harga tiket pesawat bisa turun terus?

Perubahan terbesar terjadi pada 1978, ketika industri penerbangan Amerika Serikat merancang ulang peraturan.

Sebelum tahun tersebut, rute dan harga tiket penerbangan diatur oleh pemerintah. Maskapai hanya bersaing dalam hal pelayanan.

Dengan adanya peraturan baru, banyak maskapai baru masuk dan kompetisi bisnis penerbangan semakin menjadi dan terus terjadi hingga saat ini.

Tercatat sejak 1978, harga tiket penerbangan turun menjadi 40 persen. Lantas banyak maskapai yang membagi ruang pesawatnya menjadi kelas bisnis dan kelas ekonomi. Muncul pula maskapai berbiaya rendah.

Ilustrasi pramugari melayani penumpangDmitriy Shironosov Ilustrasi pramugari melayani penumpang

Apa saja yang hilang?

Jangan salah, dengan semakin murahnya tiket pesawat, ternyata ada beberapa hal yang dihilangkan oleh maskapai untuk membuat mereka tetap dapat profit.

Contohnya ruang kaki semakin sempit karena bangku yang kian rapat. Pada 1980-an, ruang kaki masih 86,36 sentimeter. Sekarang semakin menyempit menjadi 78,74 sentimeter.

Selain itu masih ada hal lain yang berkurang yakni pelayanan terutama dalam soal makanan.

"Dulu alat makan kami ada keramik China, kristal, dan perak. Penumpang disajikan kopi, cocktail, makan siang dengan anggur merah terbaik. Dilanjutkan dengan teh sore dan camilan kue serta minuman beralkohol. Dekat ke New York disajikan champagne dan canape. Penumpang tidak butuh film dan musik, terlalu sibuk makan," jelas pramugari dari maskapai BOAC yang aktif dari tahun 1960 awal, Barbara Halbert.

Jadi sebenarnya semua kembali ke penumpang, ingin harga penerbangan yang mahal dengan pelayanan maksimal atau justru sudah puas dengan tiket murah dan pelayanan standar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com