Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingya Cek Darah sebelum Mendaki Gunung

Kompas.com - 08/04/2019, 07:16 WIB
Sherly Puspita,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengecekan darah penting dilakukan sebelum melakukan pendakian gunung. Langkah ini penting dilakukan agar Anda dapat mengetahui kondisi fisik Anda secara tepat sehingga kendala hingga kecelakaan saat pendakian dapat diminimalisir.

Namun, cek darah juga tak dapat dilakukan di sembarang waktu. Kepala Bidang Kesehatan Keselamatan Keamanan (K3) Federasi Mounteneering Indonesia (FMI) Dr. Iqbal El Mubarok mengatakan, cek darah tak boleh dilakukan dengan jarak terlalu lama dari waktu pendakian.

“H-1 (melakukan cek darah) sangat baik. H-1 sampai H-2 lah, itu oke,” ujar Iqbal saat ditemui di acara Deep and Extreme Indonesia (DXI) 2019, JCC Senayan, baru-baru ini.

Ia mengatakan, jika Anda melakukan cek darah dengan rentang waktu yang lama dari waktu pendakian, maka hasil yang didapat tak akan terlalu valid.

“Jangan terlalu lama ya, misal 1 bulan sebelum pendakian begitu. Karena takutnya nanti ada perubahan pola hidup dari makan. Misal pendaki banyak makan sate kambing karena habis dateng pernikahan itu kan juga memengaruhi,” paparnya.

Iqbal melanjutkan, melalui cek darah, Anda akan mengetahui kondisi kesehatan secara lengkap terutama yang tak terlihat secara fisik seperti kondisi hemoglobin, sel darah merah, hingga sel darah putih.

Iya, kalau fisik kan dia enggak kelihatan. Tapi kalau dia ditemukan darah putihnya atau leukositnya meningkat di atas normal, maka potensinya besok atau lusa dia akan jadi demam. Dan itu tentu akan mempengaruhi pergerakan dia saat Ia mulai petualangannya,” lanjutnya.

Menurut Iqbal langkah ini juga dapat digunakan untuk mengatur strategi apalagi jika pendakian dilakukan secara berkelompok.

Suci Handayani, guide pendaki gunung Ijen yang fasih bahasa Yunani dan sejumlah bahasa lainnya.Dok Suci Diah Handayani Suci Handayani, guide pendaki gunung Ijen yang fasih bahasa Yunani dan sejumlah bahasa lainnya.

Ia mencontohkan, jika dalam satu kelompok ditemukan satu orang memiliki hemoglobin (sel darah merah) yang terlalu tinggi, maka orang tersebut dapat ditempatkan di tengah barisan dan menjadi perhatian utama seluruh tim.

“Kalau dia Hb-ya tinggi, sudah dapat dipastikan kalau dia mendaki pasti kemungkinan pusingnya tinggi, kemungkinan dia akan lebih cepet lemas, ngantukan, itu juga terjadi. Jadi nanti tim harus benar-benar mengawasi dia. Karena kalau kita naik gunung kan oksigen rendah, nah maka itu berpotensi untuk meningkatkan Hb. Makanya sebenarnya cek darah lengkap itu bisa meminimalisir kita terjadi ini,” paparnya.

Menurut Iqbal, cek darah berbeda dengan medical check up (MCU) yang biaya mencapai jutaan rupiah.

“Cek darah itu paling Rp 100.000 sampai 150.000 saja,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com