Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sabet Juara 1 ADWI 2023 Daya Tarik Pengunjung, Simak 6 Pesona Desa Muntei di Mentawai

Kompas.com - 28/08/2023, 10:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Desa Wisata Muntei berhasil menyabet juara satu dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 (ADWI 2023) kategori Daya Tarik Pengunjung, yang digelar pada Minggu (27/8/2023).

Desa wisata Muntei berada di Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Baca juga:

Desa Muntei berhasil mengalahkan nominasi lainnya antara lain Desa Wisata Soinrat (Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku), Desa Wisata Botubarani (Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo), Desa Wisata Bukit Batu (Kabupaten Bengkalis, Riau), dan Desa Wisata Ramang-ramang (Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan).

Desa Muntei adalah salah satu gerbang masuk wisata di Kecamatan Siberut Selatan. Selain alam yang indah, Desa Muntei masih kental dengan adat dan tradisi yang menarik bagi wistawan.

Apa pesona Desa Muntei yang berhasil menarik para wisatawan? Simak ulasannya berikut ini.

1. Tato tradisional Mentawai 

Motif seni tato Mentawai.Fatris MH Motif seni tato Mentawai.

Wisatawan yang berkunjung ke Desa Muntei bisa menjumpai proses pembuatan tato tradisional Mentawai. Bagi masyarakat Mentawai, tato atau titi merupakan cerminan hubungan yang erat antara masyarakat Mentawai dengan lingkungan sekitar, berdasarkan informasi dari website Jejaring Desa Wisata.

Seni rajah yang mereka pakai sama sekali jauh dari kata modern. Melansir dari Kompas.com (9/4/2019), tinta yang dipakai berasal dari arang kayu atau bekas pembakaran yang dihaluskan, lalu dicampur dengan perasan tebu.

Proses selanjutnya, duri atau jarum yang telah dicelupkan pada tinta tadi ditusukkan pada lapisan kulit, membentuk rupa-rupa motif. Tato adalah identitas sosial Suku Mentawai yang membedakan antara klan satu dengan lainnya.

2. Pengolahan sagu 

Sagu merupakan makanan pokok masyarakat Mentawai, berdasarkan informasi dari website Jejaring Desa Wisata. Saat berkunjung ke Desa Muntei, wisatawan bisa menyaksikan pengolahan sagu dari pohon menjadi makanan siap santap.

Proses pengolahan sagu di Desa Muntei masih dilakukan secara tradisional mengandalkan tenaga manusia.

Baca juga:

3. Makanan dari ulat sagu 

Masyarakat Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, mencari ulat sagu. Dok. Jadesta Kemenparekraf Masyarakat Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, mencari ulat sagu.

Selain sagu, masyarakat setempat juga memanfaatkan ulat sagu atau tamra sebagai bahan pangan. Ulat sagu tersebut bisa dijumpai di batang pohon sagu yang sudah membusuk.

Ulat sagu diyakini mengandung protein yang sangat tinggi, karena memiliki banya serat lemak. Bisanya, ulat sagu tersebut diolah dengan cara dibakar, direbus, atau dikonsumsi dalam keadaan mentah. 

Berburu ulat sagu, sekaligus mengolahnya menjadi makanan merupakan salah satu kegiatan wisata khas Desa Muntei.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

Travel Tips
3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com