Wisatawan juga bisa menyaksikan dua rumah tradisional di Desa Muntei, yakni milik Suku Sakukuret dan milik Suku Salakkopa.
Rumah Arleus Sakukuret dibangun sekitar 1970, saat masyarakat dari pedalaman membuka lahan di Desa Muntei, berdasarkan informasi dari website Kemendikbud. Awalnya rumah adat ini dihuni oleh sepuluh keluarga, namun skearang tinggal dua keluarga.
Rumah adat ini berbentuk persegi panjang, berupa rumah panggung dari kayu dilengkapi dengan kolong di bawahnya. Tiang-tiang penyangga terbuat dari kayu dengan pondasi dari semen.
Kolong-kolong rumah tersebut berfungsi sebagai tempat menyimpan kayu bakar dan hewan ternak babi. Tangga utama naik terletak di bagian depan dan terbuat dari batu yang disusun persegi.
Baca juga:
Saat berkunjung ke Desa Muntei, wisatawan juga bisa menyaksikan proses pembuatan pakaian tradisional kabit. Pakaian adat Suku Mentawai ini biasanya digunakan para laki-laki.
Gunanya untuk menutupi tubuh bagian bawah. Pakaian tradisional itu dibuat secara sederhana tanpa jahitan benang.
Suku Mentawai yang hidup di Desa Muntei juga tidak mengenal teknik tenun, sehingga mereka memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai penutup tubuh. Adapun kabit, terbuat dari kulit kayu cawat atau baiko dalam Bahasa Mentawai.
Sementara, kaum wanita menggunakan pelepah daun pisang untuk menutupi tubuh bagian bawah, dengan cara merangkainya mirip rok. Sedangkan, bagian atas menggunakan rumbia yang dirajut mirip baju.
Salah satu keseharian masyarakat Desa Muntei adalah berburu. Uniknya mereka menggunakan panah beracun sebagai alat berburu, berdasarkan informasi dari website Jejaring Desa Wisata.
Masyarakat Desa Muntei meracik racun panah secara mandiri. Bahan-bahan untuk racun panah tersebut antara lain, cabai, batang raggi, akar laingik (tuba), kulit kayu lappak, dan bagglau (lengkuas).
Cara membuatnya dimulai dengan mengupas kulit kayu raggi menggunakan parang. Kemudian, kulitkayu raggi diparut halus, kemudian dicampurkan dengan ramuan lainnya dalam satu tempat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.