Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sabet Juara 1 ADWI 2023 Daya Tarik Pengunjung, Simak 6 Pesona Desa Muntei di Mentawai

Kompas.com - 28/08/2023, 10:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

 

4. Rumah adat 

Rumah adat Arleus Sakukuret milik Suku Mentawai di Desa Muntei.Dok. Kemendikbud Rumah adat Arleus Sakukuret milik Suku Mentawai di Desa Muntei.

Wisatawan juga bisa menyaksikan dua rumah tradisional di Desa Muntei, yakni milik Suku Sakukuret dan milik Suku Salakkopa. 

Rumah Arleus Sakukuret dibangun sekitar 1970, saat masyarakat dari pedalaman membuka lahan di Desa Muntei, berdasarkan informasi dari website Kemendikbud. Awalnya rumah adat ini dihuni oleh sepuluh keluarga, namun skearang tinggal dua keluarga.

Rumah adat ini berbentuk persegi panjang, berupa rumah panggung dari kayu dilengkapi dengan kolong di bawahnya. Tiang-tiang penyangga terbuat dari kayu dengan pondasi dari semen.

Kolong-kolong rumah tersebut berfungsi sebagai tempat menyimpan kayu bakar dan hewan ternak babi. Tangga utama naik terletak di bagian depan dan terbuat dari batu yang disusun persegi.

Baca juga:

5. Pakaian tradisional kabit 

Saat berkunjung ke Desa Muntei, wisatawan juga bisa menyaksikan proses pembuatan pakaian tradisional kabit. Pakaian adat Suku Mentawai ini biasanya digunakan para laki-laki.

Gunanya untuk menutupi tubuh bagian bawah. Pakaian tradisional itu dibuat secara sederhana tanpa jahitan benang.

Suku Mentawai yang hidup di Desa Muntei juga tidak mengenal teknik tenun, sehingga mereka memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai penutup tubuh. Adapun kabit,  terbuat dari kulit kayu cawat atau baiko dalam Bahasa Mentawai.

Sementara, kaum wanita menggunakan pelepah daun pisang untuk menutupi tubuh bagian bawah, dengan cara merangkainya mirip rok. Sedangkan, bagian atas menggunakan rumbia yang dirajut mirip baju.

6. Meracik panah beracun 

Silogui, anak panah beracun merupakan sejata Suku Mentawai.https://pesona.travel Silogui, anak panah beracun merupakan sejata Suku Mentawai.

Salah satu keseharian masyarakat Desa Muntei adalah berburu. Uniknya mereka menggunakan panah beracun sebagai alat berburu, berdasarkan informasi dari website Jejaring Desa Wisata.

Masyarakat Desa Muntei meracik racun panah secara mandiri. Bahan-bahan untuk racun panah tersebut antara lain, cabai, batang raggi, akar laingik (tuba), kulit kayu lappak, dan bagglau (lengkuas).

Cara membuatnya dimulai dengan mengupas kulit kayu raggi menggunakan parang. Kemudian, kulitkayu raggi diparut halus, kemudian dicampurkan dengan ramuan lainnya dalam satu tempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com