Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Ketupat di Bangka Barat pada 3 Maret 2024, Ada 3 Pantangan yang Diyakini Masyarakat

Kompas.com - 02/03/2024, 18:06 WIB
Heru Dahnur ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Tradisi perang ketupat bakal digelar besok, Minggu (3/3/2024) di Pantai Pasir Kuning, Tempilang, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung.

Acara yang diwarnai dengan ritual adat dukun kampung itu diyakini telah ada sejak dua abad lalu.

"Perang Ketupat adalah tradisi turun menurun penduduk asli Tempilang yang diperkirakan semenjak tahun 1800, dilaksanakan setiap tahunnya pada bulan Ruah atau Sya’ban," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangka Barat Muhammad Ali kepada Kompas.com, Sabtu (2/3/2024).

Baca juga: Tradisi Perang Ketupat di Bangka Barat Digelar 3 Maret 2024, Simbol Lawan Bajak Laut

Saat ini perang ketupat identik dengan kegiatan penyambutan bulan suci Ramadhan. Ali menuturkan, setelah perang ketupat digelar, ada tiga pantangan yang dipercayai masayarakat setempat.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Pantangan dalam tradisi Perang Ketupat di Bangka Barat

Pantangan itu diyakini berlaku pada tiga hari pertama setelah perang, yakni tidak boleh melaut, tidak boleh ke hutan dan tidak boleh menjemur pakaian depan rumah.

"Tiga pantangan ini masih melekat pada masyarakat setempat. Bagi yang melanggar dikhawatirkan ada bala," ujar Ali.

Baca juga: 5 Kegiatan di Pesanggrahan Menumbing Bangka Barat, Tempat Pengasingan Bung Hatta

Menariknya, kegiatan adat ini sejak 2014 telah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

Pada tahun ini kegiatan Perang Ketupat dibantu Pemerintah Daerah dan mendapat dukungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi – Bangka Belitung.

perang ketupat di Bangka Belitungkemdikbud.go.id/babelreview perang ketupat di Bangka Belitung

Balai melakukan kurasi untuk peningkatan kualitas acara, dengan tujuan agar menjadi event budaya skala nasional dari Bangka Barat, yang diwujudkan dalam Festival Perang Ketupat Tempilang 2024.

Makna perang ketupat yakni sebagai ajang silaturahmi antara pemimpin dengan rakyat dan antar masyarakat.

Baca juga: Pemandian Aek Bedelew di Bangka, Air Sejuk dengan Suasana Alam Asri

"Perang ketupat sebagai tempat melepaskan rasa amarah, dendam yang telah terkumpul dan melaksanakan silaturrahmi antar warga dalam semangat kekeluargaan, sebelum melaksanakan ibadah Ramadhan," beber Ali.

Perlawanan terhadap bajak laut

Selain itu, perang ketupat juga menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap serangan para lanun atau bajak laut. Perang ketupat dilakukan sejumlah tim yang saling berhadapan.

Mereka dimantrai dukun kampung yang konon bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit. Sebelum perang dimulai, ada pertunjukan tari kolosal dan larung sesajen ke laut.

Diperkirakan ribuan warga bakal tumpah di Pantai Pasir Kuning untuk menyaksikan perang ketupat.

Baca juga: Taman Bintang Samudra di Bangka, Ada 15 Kisah Penyaliban Yesus

Nah, bagi kamu yang datang dari luar daerah, disarankan berangkat sejak pagi, yakni pukul 07.00 WIB.

Lokasi perang ketupat berjarak sekitar 90 menit perjalanan menggunakan minibus dari Bandara Depati Amir, Pangkalpinang.

Ada banyak penjual makanan di lokasi acara sehingga kamu tidak perlu membawa bekal dari luar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Travel Update
Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Travel Update
Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Travel Update
Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Jalan Jalan
Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Travel Update
Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

Travel Update
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Travel Update
Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Jalan Jalan
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

Travel Update
Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com