Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TN Bunaken Diusulkan Jadi Warisan Dunia

Kompas.com - 25/08/2008, 00:37 WIB

JAKARTA, MINGGU - Taman Nasional Bunaken diusulkan untuk menjadi bagian dari warisan dunia atau world natural heritage. Kawasan pelestarian alam itu dinilai memiliki karakteristik keunggulan keanekaragaman hayati laut.

Anggota Panitia Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Conference/WOC) John Tasirin, di Manado, Minggu (24/8), mengatakan, kelompok kerja warisan dunia saat ini sedang mengkaji dokumen usulan TN Bunaken menjadi warisan dunia untuk disampaikan ke organisasi PBB untuk pendidikan dan kebudayaan (Unesco) paling lambat Januari 2009. Kelompok kerja warisan dunia terdiri dari Kementerian Negara Kesejahteraan Rakyat, Departemen Kelautan dan Perikanan, dan Departemen Kehutanan.

Keberadaan TN Bunaken juga direncanakan menjadi unit percontohan pengelolaan warisan dunia pada Konferensi Kelautan Dunia di Manado pada 11-15 Mei 2009. Menurut John, pencanangan Bunaken sebagai warisan dunia membawa implikasi perlindungan dunia terhadap kawasan konservasi laut, serta pengelolaan dan pengembangan kawasan. Pengelolaan kawasan itu di antaranya larangan pengambilan karang, pengaturan pengambilan ikan di zona tertentu, dan pengelolaan wisata bahari.

Meski demikian, persiapan TN Bunaken sebagai warisan dunia harus mempertimbangkan kepentingan masyarakat di wilayah itu, serta dukungan program pemerintah untuk pengelolaan kawasan. Asisten II bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Marieta Kuntag, mengatakan, dukungan program yang disiapkan antara lain pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan, di antaranya menghindari pendirian bangunan yang mengandung semen.

Usulan Bunaken sebagai warisan dunia pernah digulirkan ke Unesco pada tahun 2003 dan 2005. Pada 2005, Bunaken diusulkan menjadi warisan dunia bersama dengan taman perlindungan laut Raja Ampat di Papua, dan Derawan di Kalimantan Timur. Namun, usulan itu belum ditindaklanjuti.

Luas kawasan Taman Nasional Bunaken adalah 89.000,65 hektar, meliputi Pulai Nain, Mantehage, Manado Tua, Bunaken, dan Siladen. Jumlah total penduduk di kawasan itu adalah 30.000 jiwa, sebesar 70 persen penduduk di antaranya bekerja sebagai nelayan.

Pada tahun 1970-an, kawasan Bunaken mengalami kerusakan terumbu karang yang parah. Sekitar 48 persen dari 62.000 hektar areal terumbu karang mengalami kerusakan akibat penangkapan ikan dengan menggunakan bom, racun, dan sianida. Program rehabilitasi kawasan dilakukan pemerintah dengan melibatkan masyarakat dilakukan mulai tahun 1992, di antaranya dengan larangan mengambil karang dan penangkapan ikan di zona tertentu. Pada tahun 2004, terdapat perbaikan areal terumbu karang sekitar 4.100 hektar.

Yunus Kasehung, Manajer Visitor Center Taman Nasional Bunaken, mengemukakan, persoalan lain yang masih dihadapi adalah minimnya sarana listrik dan air bersih. Hampir setiap hari, pemadaman listrik berlangsung selama 12 jam, mulai pukul 06.00 hingga 18.00. Sementara itu, kurangnya pasokan dan sarana air bersih menyebabkan kegiatan mandi dan mencuci mengandalkan air payau. "Kendala sarana listrik dan air bersih menghambat pengembangan wisata Bunaken," kata Yunus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com