Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Dikonsumsi, Populasi Tarsius Turun Drastis

Kompas.com - 09/11/2008, 10:21 WIB

MANADO, MINGGU - Populasi satwa langka tarsius, primata terkecil di dunia yang hidup di hutan-hutan Sulawesi, menurun drastis dalam 10 tahun terakhir. Diperkirakan jumlah satwa yang bernama Latin Tarsius spectrum ini, di sejumlah hutan di Sulawesi Utara, tersisa 1.800 ekor. Padahal, pada tahun 1998, jumlah tarsius masih berkisar 3.500 ekor. Sejumlah kalangan mencemaskan penurunan populasi tarsius.

Hal itu mengemuka dalam pertemuan internasional mengenai satwa tarsius di Manado yang berakhir pada hari Jumat (7/11). Kegiatan itu dilanjutkan dengan aksi kerja dan workshop hingga 9 November besok. Pertemuan ini adalah konferensi internasional pertama yang khusus diselenggarakan untuk tarsius. Peserta datang berasal dari Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Amerika Serikat.

Tarsius sering disebut sebagai monyet terkecil di dunia, tetapi satwa ini bukan monyet, walaupun keduanya termasuk dalam ordo primata bersama orangutan dan kera besar lainnya. Satwa ini tubuhnya berwarna coklat kemerahan dengan kulit dasarnya berwarna kelabu. Telinganya lebar menghadap ke depan, sedangkan matanya besar. Hewan ini lebih melakukan aktivitasnya pada malam hari, sedangkan pada siang hari lebih banyak tidur. Hewan yang bisa melompat hingga 3 meter ini memakan serangga.

Dikonsumsi masyarakat

Dr Johny Tasirin, ahli ekologi konservasi dari Universitas Sam Ratulangi Manado, mengatakan, penurunan jumlah tarsius karena rusaknya hutan lindung Tangkoko dan sejumlah habitat di Pulau Siau serta Sangihe.

Ia mengatakan, tarsius merupakan satwa dilindungi, ditangkap masyarakat untuk dikonsumsi dalam pesta anak muda. ”Mereka makan tarsius sebagai camilan saat meneguk minuman beralkohol cap tikus,” katanya.

Oleh karena itu, ia mendesak Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara membuat Peraturan Daerah mengenai larangan menangkap tarsius diikuti sanksi pidana dan denda yang tinggi. ”Semua pihak seharusnya mendukung upaya konservasi tarsius yang merupakan simbol daerah,” katanya.

Dr Myron Shekelle, direktur situs internet mengenai tarsius, mengatakan, Sulawesi Utara terpilih menjadi tempat pertemuan internasional karena daerah itu merupakan satu dari dua tempat di dunia yang melaksanakan riset, konservasi, dan ekowisata yang berobyek tarsius. Satu tempat lainnya di Pulau Bohol, Filipina.

Untuk Indonesia, Tangkoko di Bitung, Sulawesi Utara, adalah satu dari dua tempat di dunia di mana wisatawan secara mudah dan teratur bisa menikmati satwa unik di dunia itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Travel Update
Ada Kecelakaan Bus 'Study Tour' Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Ada Kecelakaan Bus "Study Tour" Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Travel Update
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Travel Update
Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary
3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

Jalan Jalan
Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Travel Tips
Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Travel Update
787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

Travel Update
4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

Jalan Jalan
Sempat Tutup karena Longsor, Kali Udal Gumuk di Magelang Buka Lagi

Sempat Tutup karena Longsor, Kali Udal Gumuk di Magelang Buka Lagi

Travel Update
Hutan Kota Babakan Siliwangi : Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Hutan Kota Babakan Siliwangi : Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
75.000 Orang Kunjungi Candi Borobudur Saat Peringatan Waisak 2024

75.000 Orang Kunjungi Candi Borobudur Saat Peringatan Waisak 2024

Travel Update
5 Kota Terbaik di Dunia Menurut Indeks Keberlanjutan Destinasi Global

5 Kota Terbaik di Dunia Menurut Indeks Keberlanjutan Destinasi Global

Travel Update
Pengembangan Kawasan Parapuar di Labuan Bajo Terus Diperkuat Penguatan Konten Budaya Manggarai

Pengembangan Kawasan Parapuar di Labuan Bajo Terus Diperkuat Penguatan Konten Budaya Manggarai

Travel Update
Ada Rencana Penerbangan Langsung Rusia-Bali pada Musim Libur 2024

Ada Rencana Penerbangan Langsung Rusia-Bali pada Musim Libur 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com