JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menolak tegas soal anggapan Bali "dijajah" wisatawan mancanegara (wisman).
"Saya tidak sepakat sama sekali. Bali, menurut saya, justru menjadi destinasi utama yang ingin dikunjungi, kalau ada top 10 destinasi dunia itu Bali selalu masuk posisi satu, dua, atau minimal tiga besar," tutur Menparekraf kepada wartawan setelah Weekly Press Briefing di Jakarta Pusat, Senin (27/5/2024).
Baca juga: Delegasi World Water Forum Kagumi Bali dan Orang Indonesia yang Ramah
Anggapan "Bali dijajah" wisman mulanya muncul saat unggahan Instagram desainer perhiasan @wandaponika menjadi viral di media sosial.
Sejumlah foto diri Wanda diunggah bertuliskan "penjajahan modern di Bali" pada Senin (27/5/2024) memuat pendapat terkait beberapa perilaku negatif wisman di Pulau Dewata.
"Bisa setengah bugil, bahkan bugil di sembarang tempat," bunyi salah satu tulisan di unggahan tersebut.
"Bisa main sirkus motor di jalan raya dan nonjok pecalang (petugas keamanan di Bali)," tambah tulisan lainnya.
"Bisa manicure dan sewa villa ga mau bayar, balik ngancam warga lokal," bunyi pernyataan lain.
Unggahan tersebut disukai lebih dari 6.000 orang dan mendapat 275 komentar hingga Selasa (28/5/2024) malam.
Baca juga:
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjokorda Bagus Pemayun turut menanggapi hal ini. Ia juga menolak sebutan Bali "dijajah" wisman.
Menurutnya, kekayaan wisata alam dan budaya Bali harus dijaga bersama-sama, baik oleh warga lokal maupun wisman.
"Bali ini tidak seperti yang dikatakan, dijajah, tetapi istilah itu sering kali muncul. Hanya istilah," tutur Tjokorda.
Menparekraf mengatakan, bila perilaku wisman di Bali melanggar hukum setempat dan negara, bisa dideportasi ke negara asal.
Baca juga: 10 Fakta WNA Berpose Telanjang di Bali, demi Konten dan Kena Deportasi
View this post on Instagram