Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Turis Asing Berulah di Bali, Kemenparekraf Hati-hati Beri Masukan VoA

Kompas.com - 13/06/2024, 11:05 WIB
Silvita Agmasari

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com -  Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menerapkan prinsip kehati-hatian dalam merekomendasi evaluasi pemberian fasilitas keimigrasian visa saat kedatangan atau Visa on Arrival (VoA) imbas banyaknya warga negara asing bermasalah.

“Kebijakan itu memberi dampak. Jadi itu kami hati-hati,” kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini dikutip dari Antara, Rabu (12/6/2024).

Menurut Marthini, kebijakan evaluasi VoA berada di ranah Direktorat Jenderal Imigrasi. Sementara Kemenparekraf tugasnya memberikan masukan.

Ia menjelaskan dalam menangani WNA bermasalah itu, Kemenparekraf menekankan penegakan hukum yang tegas dijatuhkan kepada orang asing tersebut.

Baca juga:

Kemenparekraf harus menghitung kelebihan dan kekurangan apabila VoA dievaluasi dan tentunya, lanjut Marthini, berkemungkinan melahirkan pro dan kontra.

Ada pun upaya yang dilakukan di antaranya edukasi baik kepada pelaku usaha hingga kepada wisatawan asing utamanya terkait tata tertib selama berada di destinasi wisata.

Selain itu, menggandeng pemangku kebijakan terkait di antaranya imigrasi, perhotelan dan maskapai penerbangan hingga melakukan penegakan hukum.

“Jika (WNA) melanggar, ada penegakan hukum yang tegas,” ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan data Kemenkumham Bali selama Januari hingga 7 Juni 2024, sebanyak 135 WNA dari 41 negara di dunia sudah dideportasi dari Bali.

Ilustrasi wisatawan mancanegara di Bali.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi wisatawan mancanegara di Bali.

Dari jumlah itu sepuluh negara paling banyak dideportasi berasal dari Australia sebanyak 18 orang, kemudian Rusia (17), Amerika Serikat (14), Inggris (8), Iran (6), Tanzania (6), Ukraina, Jepang dan Jerman masing-masing lima orang serta Italia (4).

Baca juga:

Ada pun pelanggaran yang dilakukan di antaranya melebihi masa tinggal, eks narapidana, pelanggaran adat hingga tidak menaati peraturan undang-undang.

Selama 2023, sebanyak 340 WNA dideportasi atau meningkat dibandingkan 2022 yang mencapai 188 WNA diusir dari Bali.

Jumlah WNA bermasalah tersebut memang kecil dibandingkan jumlah wisatawan asing yang berkunjung di Bali.

Mengingat ulah WNA bermasalah itu kerap viral di media sosial sehingga menyedot perhatian masyarakat.

Ada pun kunjungan turis asing pada 2023 di Bali mencapai 5,2 juta orang dan pada 2024 ditargetkan mencapai 7 juta orang.

Realisasi pada 2023 itu belum mencapai periode sebelum pandemi COVID-19 yang pada 2019 mencapai 6,4 juta orang wisatawan mancanegara.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas.com (@kompascom)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com