Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pesta yang Dianggap Rasis, Sri Lanka Tolak Perpanjangan Visa Turis Rusia dan Ukraina

Kompas.com - 04/03/2024, 18:06 WIB
Zeta Zahid Yassa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Pemerintah Sri Lanka membatalkan perpanjangan visa bagi warga Rusia dan Ukraina dalam dua tahun terakhir.

Keputusan ini diambil setelah adanya kontroversi terkait rencana pesta di suatu klub malam Sri Lanka oleh turis Rusia yang menampilkan Face Control: White", sehingga memicu kemarahan di media sosial.

Dikutip dari BBC, sebagian besar orang mengartikan pesta itu hanya khusus untuk orang berkulit putih.

Baca juga: Dua Tahun Invasi Rusia ke Ukraina: Bagaimana Dampak Sanksi Ekonomi?

Rencananya, pesta acara akan digelar pada 24 Februari 2024 di Sarayka Lounge, Kota Resort Unawatuna dalam rangka peringatan tahun kedua perang Rusia-Ukraina.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas.com (@kompascom)

Meski sudah dibatalkan, masyarakat telanjur menganggap penyelenggara sebagai pihak yang rasis.

Batalkan perpanjangan visa turis Rusia dan Ukraina

Otoritas Pariwisata Sri Lanka kemudian mengumumkan pembatalan perpanjangan visa jangka panjang bagi wisatawan Rusia dan Ukraina mulai 23 Februari 2024.

Mereka yang tidak memiliki visa baru, diberi toleransi selama 14 hari hingga 7 Maret 2024 dengan biaya visa 30 hari sekitar 50 dollar AS atau sekitar Rp 786,000.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-732 Serangan Rusia ke Ukraina: Sri Lanka Hapus Visa | Kisah Desa Yatim Piatu

Kedutaan Besar Rusia di Kolombo mengecam diskriminasi rasial dan nasionalisme dan mengingatkan warganya untuk patuh pada hukum setempat.

Adapun Pascaperang Rusia-Ukraina pada 2022, sekitar 300-400 turis Rusia mengunjungi Sri Lanka dan berdampak baik bagi perekonomian.

Ilustrasi Kota Kolombo di Sri Lanka.Dok. Unsplash/flashback_travel_guide Ilustrasi Kota Kolombo di Sri Lanka.

Pada tahun 2023, hampir 200.000 orang Rusia dan 5.000 orang Ukraina mengunjungi Sri Lanka, memberikan angin segar bagi ekonomi yang tengah pulih setelah menghadapi kesulitan keuangan sebelumnya.

Meskipun mengalami kebangkrutan pada 2022, pertumbuhan ekonomi Sri Lanka mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan pertumbuhan 1,6 persen dari Juli hingga September 2023.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com