Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menapaki Warisan Dinasti Joseon

Kompas.com - 16/06/2009, 09:41 WIB

Udara pagi awal Mei sejuk menyapa kulit. Riuhnya lalu lintas kota Seoul seolah lenyap saat melangkah masuk ke halaman Istana Gyeongbokgung di jantung ibu kota Korea Selatan itu. Kicau burung, rindang pepohonan, dan keindahan taman membuat orang serasa tidak sedang berada di kota besar yang sibuk.

Istana Gyeongbokgung merupakan salah satu dari Lima Istana Agung yang dibangun Dinasti Joseon (1392-1910). Empat istana lain adalah Changdeokgung, Deoksugung, Changgyeonggung, dan Gyeonghuigung. Kelimanya berada dalam jarak tak terlalu jauh meskipun untuk mendatangi kelima istana itu tetap diperlukan kendaraan.

Di antara monumen budaya yang bertebaran di seantero Seoul, tidak ada tempat yang lebih dikagumi dan sering dikunjungi selain Lima Istana Agung. Kelompok tur lokal dan asing terlihat mengalir masuk dan keluar kompleks istana-istana itu.

Gyeongbokgung, berarti Istana yang Diberkati oleh Surga, dibangun tahun 1395 sebagai istana utama Dinasti Joseon. Begitu masuk dari gerbang utama Gwanghamun, pengunjung bisa melihat hamparan halaman batu yang luas. Di tengah halaman berdiri bangunan utama, Geunjeongjeon, tempat kaisar menyelenggarakan pemerintahan, pertemuan, menerima tamu luar negeri, dan upacara penobatan.

Di halaman samping Gyeongbokgung terdapat kolam buatan dengan paviliun megah seluas 931 meter persegi di tengahnya. Paviliun Gyeonghoeru adalah tempat kaisar mengadakan jamuan. Lantai pertama bangunan tidak memiliki dinding, hanya tiang batu berjumlah 48 buah.

Keindahan lain bisa ditemui di halaman belakang, di bagian tempat tinggal para selir. Sebuah kolam dengan pulau kecil di tengah, di atasnya berdiri bangunan cantik Hyangwonjeong. Sebuah jembatan menghubungkan pelataran istana dengan bangunan itu. Teratai bertebaran di permukaan kolam. Pepohonan dan tanaman bunga menghiasi Hyangwonjeong. Jauh di latar belakang berdiri megah Gunung Bugaksan.

Selaras alam

Sue Youn Jung, pemandu wisata kami, menuturkan, bangsa Korea selalu membangun selaras dengan alam. ”Jika diperhatikan, Gunung Bugaksan itu seolah dekat dan menyatu dengan Hyangwonjeong. Padahal, gunung itu masih 40 menit berkendara dari sini,” jelas dia.

Meninggalkan kemegahan Gyeongbokgung, keindahan Istana Changdeokgung telah menanti. Changdeokgung dibangun sebagai istana kedua Dinasti Joseon tahun 1405 yang merupakan tempat kediaman keluarga kerajaan.

Tidak seperti Gyeongbokgung yang disusun mengikuti sebuah sumbu utama, Changdeokgung dibangun seturut dengan harmoni topografi tanah yang berbukit-bukit. Bagian istana yang paling terkenal adalah Taman Rahasia yang terdapat di bagian belakang istana.

Tur di Changdeokgung harus dipandu pemandu wisata, kecuali pada hari Kamis dari April hingga November. Setiap tur bersama pemandu berlangsung 1 jam 20 menit dengan biaya 3.000 won (Rp 30.000). Selama waktu itu, pengunjung diajak berjalan kaki menikmati berbagai bangunan istana yang menawan dan kisah tentang keluarga kerajaan yang mendiaminya dulu. Jangan takut, rindangnya pepohonan membuat tur selama itu akan berlalu dengan cepat tanpa berkeringat atau kelelahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com